Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fakta-fakta Pabrik Sel Baterai Mobil Listrik yang Baru Diresmikan di Indonesia
7 Juli 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo bersama jajaran Menteri baru-baru ini meresmikan pabrik sel baterai mobil listrik yang dioperasikan PT Hyundai LG Indonesia atau HLI Greenpower di Karawang New Industry City (KNIC).
ADVERTISEMENT
"Hari ini kita telah memulai babak baru dalam meletakkan sebuah tonggak komitmen kita untuk menjadi pemain global di ekosistem EV cell battery dan juga electric vehicle," ucap Jokowi saat seremoni peresmian di Karawang, Jawa Barat.
Sebagai yang perdana di Tanah Air, tentunya ada sejumlah hal yang menarik untuk diketahui. Berikut fakta-fakta soal fasilitas tersebut yang dirangkum kumparanOTO.
Pertama di Indonesia, Terbesar di ASEAN
HLI Greenpower merupakan hasil patungan dari dua perusahaan Korea Selatan yakni Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution. Selain jadi yang pertama di Indonesia, fasilitas ini juga yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Pabrik ini berdiri di lahan seluas 319 ribu meter persegi dan pembangunannya memakan waktu kurang dari tiga tahun sejak seremoni ground breaking pada September 2021 silam. Fasilitas ini disebut sebagai pelengkap dari rencana ekosistem BEV dari Hyundai Motor Group.
ADVERTISEMENT
Nilai Investasi
Raksasa otomotif Negeri Ginseng itu telah mengeluarkan dana sebanyak USD 3,2 miliar hanya untuk pembangunan pabrik HLI Greenpower. Ini merupakan bagian dari total investasi pabrik baterai terintegrasi yang jumlahnya USD 9,8 miliar atau sekira Rp 142 triliun.
Rinciannya, USD 850 juta untuk aktivitas pertambangan bahan baku atau material mentah, kemudian sebanyak USD 4 miliar untuk proses pengolahan, lalu USD 1,8 miliar untuk mengubahnya menjadi pre-kusor dan katoda.
"Jadi kalau akumulasi dengan pabrik mobilnya, (total investasi Hyundai) sekitar USD 11-12 miliar (setara Rp 160 triliun). Ini adalah investasi terbesar untuk ekosistem dari baterai mobil sampai mobilnya," kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia.
Kapasitas Produksi
Dirinya mengungkapkan, dimulainya aktivitas pabrik merupakan awal dari realisasi investasi tersebut dan akan dilakukan secara bertahap. Bahlil bilang, tahap pertama menelan biaya USD 1,2-1,5 miliar untuk total kapasitas produksi 10 GwH (Gigawatt Hour).
ADVERTISEMENT
"Investasi sel baterai sudah diteken, dan tahap kedua USD 2 miliar untuk (kapasitas) 20 GwH juga siap dilakukan," jelasnya.
Sel baterai yang telah dibuat akan dirakit menjadi battery pack, nantinya pabrik akan menyuplai ke fasilitas Hyundai Motor Manufacturing Indonesia untuk disematkan ke mobil listrik mereka. Hyundai Kona Electric menjadi yang pertama.
Sebanyak 50.000 Battery System Assemblies (BSA) dapat diproduksi setiap tahunnya. Hyundai Motor Group menambahkan, kemampuan itu turut membantu meningkatkan kapasitas produksi mobil listrik menjadi 70.000 unit pada tahun ini dari total kapasitas 150.000 unit per tahun.
Kemampuan Daur Ulang Baterai
Tidak hanya pembuatan, Hyundai juga mengeklaim telah menerapkan sistem daur ulang baterai EV yang memiliki masa pakai dengan periode penggunaan terbatas. Dikenal sebagai Used Battery Energy Storage System (UBESS).
ADVERTISEMENT
Sistem ini menggunakan kembali baterai yang telah terpakai menjadi unit penyimpanan energi, dengan potensi untuk memfasilitasi distribusi energi ke daerah-daerah terpencil.
***