Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sebelumnya Belo pernah beberapa kali memiliki motor kustom berkubikasi mesin besar bergaya british seperti Triumph dan BMW. Kini pilihannya jatuh kepada jantung mekanis HD lansiran 1973.
"Sekitar 2017 punya tabungan, gue beli mesin Ironhead. Kenapa gue beli itu? karena memang mesin Inggris sudah pernah cobain dan penasaran saja sama mesin Amerika Ironhead tua itu," kata Belo saat berbincang dengan kumparan beberapa waktu lalu.
Mesin HD memang punya ciri khas tersendiri dibanding mesin motor lainnya, raungan mesin yang gahar mampu menarik perhatian banyak orang. Alasan itu yang membuat Belo menjatuhkan pilihan pada mesin HD Ironhead.
Bicara Ironhead sendiri, mesin ini pertama kali dibuat pada era 1957-1985 yang dibenamkan pada jenis HD Sportster. Layout mesinnya yang klasik memang jadi incaran para loyalis motor kustom.
"Pertamanya memang beli mesin dulu, terus baru beli frame. Coba ngumpulin lagi, baru dapat beberapa detail bodynya dan lalu coba dirakit," paparnya
Untuk frame, Belo juga menggunakan kepunyaan dari HD Sportster tahun 60-an. Nah generasi pertama Ironhead hingga generasi terakhir pada 1985 memang bisa saling tukar komponen tanpa perlu melakukan kustomisasi. Ya, alias plug and play.
"Body sendiri gue pakai bawaan Ironhead 1970-an, cuma untuk detail tahunnya gue agak lupa. Memang dari awal ngebangun ini motor mau pakai barang original semua," katanya.
Sebenarnya Belo bisa saja menggunakan mesin Harley-OEM yang dari bentuk memang sama dengan mesin vintage namun jeroan mesin lebih baru. Dirinya berujar, menggunakan mesin original lawas punya keasyikan dan tantangan tersendiri.
"Yang menyenangkan itu motor-motor yang banyak masalah kalau gue. Karena jadi tahu dan dekat sama motornya sendiri, apalagi mesin tua ya. Ketika ada masalah ya sudah tahu aja dimana biang keroknya," paparnya.
Flat Tracker
Menyoal konsep kustom, gaya Flat Tracker pun dipilih sebagai ide awal. Pada kilas baliknya gaya kustom ini mengambil ide dasar dari motor balap garuk tanah di negeri Paman Sam.
Bicara ubahannya, Belo fokus ke sektor pendongkrak tampilan. Khususnya komponen yang mencirikan sebagai sebuah motor Flat Tracker.
Nah untuk menyelaraskan konsep flat tracker ban 'pacul' atau dual purpose didaulat jadi pembalut roda. Sementara setir kemudi menggunakan model melebar atau yang sering disebut setang baplang. Selebihnya pakai spakbor depan dan belakang hasil kustomisasi beberapa bengkel.
"Ya sebenarnya kalau beberapa komponen seperti spakbor lihat kondisi trek aja sih. Misalnya kalau lagi turun gue pernah pakai punya Honda Win, enggak usah mahal yang penting fungsinya. Kalau harian kadang beda lagi, situasional saja," jelasnya.
Sementara itu, untuk lama perakitan Belo harus bersabar kurang lebih 1 tahun dengan rincian biaya yang tembus 100 juta lebih.
"Mesin itu ngangkat 55 juta, frame 20 juta, body 10 juta, perintilan kaya tromol dan roda habis 10 jutaan juga. Kalau biaya perakitan, kayaknya habis 15 jutaan deh," katanya.
Galeri foto: