Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Fungsinya satu, menahan gaya dorong ke depan atau meminimalisir tubuh bergerak manakala tabrakan mengakibatkan mobil terguling. Sehingga penumpang maupun pengemudi tidak mudah terhempas keluar mobil.
Lalu, karena dipakai setiap waktu saat mengemudi, apakah seatbelt bisa rusak? Atau kualitasnya menurun seiring dengan pemakaian? Misalnya serat nilon yang jadi material utamanya bisa getas?
Executive Coordinator Techincal Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi menjelaskan, pada dasarnya seatbelt tidak punya umur pakai, artinya selagi masih dalam kondisi layak, peranti masih bisa digunakan.
"Tidak ada umur pakai, karena dirancang kuat dan tahan dipakai bertahun-tahun," jelasnya saat dihubungi kumparan belum lama ini.
Usia pakai seatbelt ujarnya lebih ditentukan kondisi fisik maupun mekanisme saat sabuk menahan gaya dorong.
ADVERTISEMENT
"Kecuali model yang sekali pakai, yang sudah ada pretensioner-nya," tambahnya.
Untuk yang satu ini, wajib periksa sistem kerjanya. Hal ini umumnya ditemukan pada mobil bekas, cek apakah masih bisa berfungsi dengan baik atau tidak. Bila tidak, bisa jadi mobil bekas tabrakan.
Lalu bagaimana cara mengeceknya?
Katanya ada tiga cara mudah yang bisa dilakukan, pertama cek fisiknya lebih dahulu. Pastikan bahannya masih kuat dan anti sobek atau ada serat yang terkoyak.
Kedua bisa lakukan uji hentakan. Caranya cukup tarik sabuk yang mengikat posisi depan tubuh, lalu tarik ke depan menggunakan tangan secara cepat.
Jika mekanisme masih baik, seatbelt akan mengunci otomatis. Ketika ditarik lagi, sabuk akan susah bergerak yang berarti seatbelt masih berfungsi optimal.
ADVERTISEMENT
Terakhir, periksa mekanisme pengait seatbelt . Setelah dimasukkan, periksa lagi, apakah sabuk bisa dirilis dengan sekali menekan tombol pelepasnya atau tidak.