Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kepopuleran bus AKAP atau antar kota antar provinsi di Indonesia ternyata sudah ada sejak zaman dahulu. Bahkan berdasarkan beberapa sumber yang ada, kehadiran perusahaan otobus (PO) di Tanah Air sudah ada sejak zaman pra kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Menariknya, dari berbagai PO bus yang lahir kala itu, hanya ada segelintir PO bus yang masih bertahan hingga saat ini, salah satunya adalah PO NPM, yang merupakan singkatan dari Naikilah Perusahaan Minang.
Berdiri pada 1937, PO NPM didirikan pertama kali oleh Bahauddin Sutan Barbangso Nan Kuniang di kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Pada awal kemunculannya, kala itu PO NPM melayani trayek antar kota dalam provinsi dengan rute Bukittinggi-Padang Panjang-Sawahlunto.
Adapun jenis bus yang digunakkan PO NPM saat itu, yakni bus dengan kap mesin di bagian depan dengan merek asal Amerika Serikat, seperti Dodge, Ford, dan GMC.
Selain melayani angkutan penumpang, kala itu PO NPM juga melayani angkutan barang dan pos. Jadi tak heran, bila bagian atap bus pun banyak diisi dengan berbagai paket barang bawaan.
ADVERTISEMENT
Medan Jadi Rute AKAP Pertama
Setelah cukup sukses melayani rute antar kota dalam provinsi, PO NPM pun terus melebarkan sayapnya dengan melayani rute AKAP untuk pertama kalinya pada 1982. Saat itu, kota Medan, Sumatera Utara, jadi rute AKAP pertama yang dilayani PO NPM.
Barulah memasuki akhir 1980an, PO NPM mulai melayani trayek dengan rute yang sangat jauh, seperti ke Pekanbaru, Dumai, Bengkulu, Palembang, Lampung, bahkan hingga ke Pulau Jawa, khususnya Jakarta.
Berkat tangan dingin Chairul Bahauddin Sutan Barbangso, yang merupakan generasi kedua dari pendiri NPM inilah, perusahaan bus NPM semakin populer.
Masa Kejayaan
Puncaknya pada 1980an hingga 1990an, PO NPM jadi salah satu PO bus asal Sumatera Barat yang paling diminati. Baik itu untuk rute AKAP atau AKDP. Bahkan, saking populernya PO NPM kala itu, bus yang terkenal dengan livery putih merah hijau kuning ini, pernah mengoperasikan 40 unit bus dalam sehari dengan 7 kali rit.
ADVERTISEMENT
Sehingga bila dikalkulasikan, hampir setiap 5 menit sekali PO NPM selalu memberangkatkan armada busnya dari tempat keberangkatan.
Terhantam Krisis Moneter dan Tarif Pesawat Murah
Sayangnya, krisis moneter yang terjadi pada 1998 serta disusul hadirnya layanan penerbangan dengan tarif murah, membuat nama PO NPM mulai meredup di awal tahun 2000an.
Ya, kala itu harga tiket pesawat yang sangat murah bahkan hampir serupa dengan tiket bus, membuat masyarakat di Pulau Jawa yang hendak bepergian ke Pulau Sumatera, lebih memilih transportasi udara.
Belum lagi, kemudahan kredit kendaraan khususnya roda dua, membuat masyarakat menjadi lebih mudah memiliki kendaraan pribadi. Imbasnya, layanan bus AKDP PO NPM pun mulai kurang diminati.
Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan roda dua untuk bepergian jarak dekat.
ADVERTISEMENT
Kebangkitan di Tangan Generasi Ketiga
Beruntung, hadirnya sosok generasi ketiga dari PO NPM, yakni Angga Vircansa Chairul yang merupakan anak dari Chairul Bahauddin Sutan Barbangso dan cucu dari Bahauddin Sutan Barbangso Nan Kuniang, berhasil menyelamatkan PO NPM dan tetap mempertahankan eksistensinya hingga saat ini.
Kini di tangan pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia atau IPOMI itu, PO NPM berhasil kembali menjadi salah satu PO bus favorit bagi masyarakat yang hendak bepergian ke kota Sumatera Barat.
Selain memiliki layanan bus AKAP dan AKDP, PO NPM juga memiliki layanan bus pariwisata yang bernama Vircansa Tour Bus.
Identik dengan Sasis Mercedes-Benz
Adapun salah satu ciri khas yang terus dipertahankan PO NPM sejak zaman dahulu hingga kini, yaitu penggunaan sasis premium dari Mercedes-Benz.
ADVERTISEMENT
Ya, sudah sejak di bawah kepemimpinan generasi keduanya, PO NPM hampir selalu menggunakan sasis Mercedes-Benz. Berbagai jenis sasis Mercedes-Benz pun pernah digunakkan PO NPM, mulai dari OH 1113, OH 1518, OH 1521, OH 1525, OH 1526, hingga 1836 O 500 R.
Selain sasis Mercedes-Benz, PO NPM juga memiliki beberapa bus dengan sasis merek lainnya, seperti Golden Dragon bermesin Yuchai.
Sementara untuk urusan bodi, PO NPM pernah menggunakan bodi dari berbagai karoseri, mulai dari Adiputro, Laksana, Tentrem, hingga Rahayu Sentosa.
Kini di usianya yang sudah menginjak 84 tahun, PO NPM masih terus setia melayani masyarakat yang hendak bepergian dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera atau sebaliknya.
Tak lupa, berbagai peningkatan pelayanan serta inovasi pun terus dilakukan PO NPM. Hal itu tentu saja untuk mempertahankan eksistensinya di tengah situasi pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
***