Kendaraan Papasan di Jalan Menanjak, Prioritas yang Naik atau Turun?

22 April 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil Subaru XV menanjak menuju Cikole, Bandung. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Subaru XV menanjak menuju Cikole, Bandung. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika berkendara di jalan kita harus siap menghadapi beragam jenis kondisi jalan serta medan yang akan dilalui. Bukan tidak mungkin pengemudi akan dihadapkan dengan jalan rusak, berkelok hingga turunan atau tanjakan terjal.
ADVERTISEMENT
Nah, saat berhadapan dengan kondisi jalan menurun atau menanjak ternyata ada etika dan regulasi yang harus dipahami. Terlebih jika kondisi lebar jalan sempit dan sulit untuk dilalui secara bersamaan.
Jika menemui kondisi itu jangan panik, bahkan berebut. Lalu siapa yang harus diprioritaskan kendaraan yang mau turun atau menanjak?
Kondisi tersebut dijelaskan dalam Pasal 111 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang berbunyi:
Pada jalan yang menanjak atau menurun yang tidak memungkinkan bagi kendaraan untuk saling berpapasan, pengemudi kendaraan yang arahnya menurun wajib memberi kesempatan jalan kepada kendaraan yang mendaki.
New Daihatsu Sigra sedang diuji di jalan menanjak. Foto: Daihatsu
Pakar otomotif sekaligus Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menjelaskan, beberapa faktor yang mendukung aturan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kendaraan menanjak etikanya jelas harus didahulukan, karena kendaraan menanjak membutuhkan tenaga lebih besar untuk melawan gravitasi dibandingkan kendaraan yang menurun,” ujarnya saat dihubungi kumparan, Minggu (21/4).
Selain itu, pria yang karib disapa Martinus ini juga menambahkan, pengemudi yang akan menanjak lebih banyak dihadapkan dengan beberapa tantangan yang harus dipahami pengemudi yang akan melalui turunan.
“Belum lagi visibilitas pengemudi kendaraan menanjak lebih terbatas dibandingkan pengemudi kendaraan yang menurun. Lalu, kendaraan yang menanjak lebih berisiko mundur jika tidak memiliki cukup momentum,” ujarnya.
Meskipun hukum mengatakan bahwa kendaraan yang menurun harus memberi kesempatan kepada yang mendaki. Martinus menjelaskan, saat di jalan kedua pengemudi masih bisa berkomunikasi menentukan siapa yang lebih dulu lewat.
“Jika kendaraan (yang akan turun) tersebut sudah telanjur berada di tengah jalan dan sulit untuk mundur atau bergerak ke samping, biasanya dibutuhkan komunikasi antar pengemudi untuk menyelesaikan situasi tersebut secara aman,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian menurut Martinus, pengemudi harus bisa mengelola perilaku saat di jalan serta mau meredam ego pada diri masing-masing. Tujuannya untuk meminimalisir pelanggaran serta risiko kecelakaan.
“Keselamatan menjadi prioritas utama, sehingga pengemudi mungkin perlu berkoordinasi untuk mencari solusi terbaik yang meminimalisir risiko kecelakaan,” tutupnya