Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
PT Piaggio Indonesia (PID) terlihat percaya diri di 2019 lalu. Ya, setelah hampir memboyong semua line-up Vespa dan Moto Guzzi, mereka turut membawa naked bike Aprilia Shiver 900 yang bisa jadi pilihan selain Aprilia RSV4 yang cukup lama berjudi sendirian.
Saya berkesempatan menjajal langsung moge naked tersebut tapi bukan untuk diajak riding dalam kota, melainkan menyiksanya melintasi jalur perbukitan Pulau Lombok, dan menyusuri pesisir Lombok Timur sampai mengujinya di dataran tinggi Kaki Gunung Rinjani.
Perjalanan dilakukan selama tiga hari dengan total jarak kurang lebih 500 kilometer ini juga diramaikan dengan Vespa GTS 300 Super Tech, GTS 150 Super, Primavera, Piaggio MP3, serta Moto Guzzi Roamer dan Bobber 900.
Adaptasi menyusuri Lombok
Oke, pendapat pertama saya soal tampilannya motor ini cukup agresif dan mampu memikat perhatian ketika di jalan.
Untuk postur tinggi 170 cm, Aprilia Shiver 900 cukup terasa nyaman. Meskipun kedua kaki tak bisa menapak dengan sempurna. Untuk menyiasatinya pindahkan bagian bokong ke arah yang diinginkan agar satu kaki bisa menapak.
Mengusung gaya naked, Aprilia Shiver menawarkan posisi berkendara yang tegak, meski tak terlalu tegak lantaran posisi riding sedikit menunduk ke depan. Buat yang terbiasa dengan posisi riding sporty, Shiver 900 terbilang pas. Apalagi dimensi setangnya tak terlalu lebar cukup fleksibel jika harus meliuk-liuk di tengah kemacetan dalam kota.
Setelah adaptasi dengan posisi duduknya, perjalanan dimulai dari Taman Wisata Hutan Pusuk Sembalun atau Kaki Gunung Rinjani menuju kawasan Pantai Tanjung Aan.
Kondisi jalan yang didominasi aspal mulus dan jalanan berkelok sangat memanjakan saya untuk berkencan singkat dengan Aprilia Shiver. Meski tak dijajal dalam performa tinggi, moge ini mampu memberikan pengalaman yang mengasyikkan, khususnya ketika mengambil celah tikungan dapat dengan mudah dilakukan.
Performa mesin
Meski mencobanya hanya dalam waktu singkat, saya cukup bisa menggambarkan 'buas' nya motor ini. Ya, berbekal mesin 896 cc dengan konfigurasi V Twin berpendingin cairan motor ini mampu menghembuskan tenaga maksimal 95 daya kuda (dk) pada 8.750 rpm dan torsi puncak 90 Nm pada 6.500 rpm bisa dibilang sangat padat.
Sistem injeksinya terkoneksi langsung dengan teknologi ride by wire dan dilengkapi modus berkendara untuk menambah keasyikan berkendara. Shiver 900 punya tiga modus berkendara yakni Rain, Tour, dan Sport. Di pengetesan kali ini saya berkesempatan untuk mencoba semua modus berkendara tersebut.
Karena sempat diguyur hujan, modus Rain benar-benar berguna. ya, di sini besaran tenaga dan torsi dijaga. Tujuannya adalah soal faktor keselamatan, jadi ketika rider ingin menggeber motor buasnya output bisa dikendalikan.
Bicara modus Tour, riding mode ini yang selalu saya gunakan. Sebab ketika riding beriringan kecepatan benar-benar dijaga. Lain cerita jika saya sesekali ingin menjajal performa Shiver 900. Modus Sport bukan sekadar gimmick, tenaga dan torsi benar-benar terbuka seluruhnya, sedikit saja membuka tuas gas motor langsung merespons. Torsinya luar biasa!
Karakter mesinnya boleh dibilang cukup bisa diandalkan, untuk pengendara moge pemula sepertinya Shiver 900 bisa diajak berkompromi. Saya harus akui, motor ini begitu lincah, enteng ketika dikendarai, meskipun bobotnya sekitar 218 kg.
Untuk suhu mesinnya motor ini memang tak nyaman jika dikendarai dalam posisi pelan. Suhu panasnya terasa di area betis merambat jauh ke bagian paha dalam. Untungnya kipas radiator langsung merespons, alhasil indikator suhu terjaga selalu di empat bar.
Handling dan suspensi
Beralih soal handling, saya berikan dua jempol untuk motor ini. Meski mengusung gaya motor naked, sensasi handling-nya layak disandingkan dengan motor full fairing menunduk. Haluan depannya yang menggunakan jenis upside down meredam getaran dengan sangat baik.
Handling-nya yang rigid berkat penggunaan sasis bermodel tiga pilar. Ya, jika menilik lebih dalam sasisnya terdiri dari tiga bagian. Klaim pabrikan model sasis ini berimbas pada stability motor yang baik ketika melibas berbagai kondisi jalan.
Sementara untuk peredam belakang menggunakan model suspensi tunggal juga memberikan sensasi handling yang jempolan. Kedua suspensinya punya karakter yang smooth namun tak bouncy ketika melahap jalanan bergelombang.sangat bisa diandalkan
Fitur
Sementara itu beberapa fitur menarik terpampang di panel instrumennya yang canggih. Display tiga dimensi berwarna memang menyuguhkan sensasi berkendara yang berbeda, saya tak akan pernah bosan menatap layar TFT (Tilt Film Transistor) nya.
Makin menarik, karena dihadirkan pula fitur Aprilia Mia yang bisa dihubungkan ke gawai maupun intercom pada helm. Fitur ini memungkinkan untuk memutar lagu, menerima telepon, berkomunikasi dengan pengguna Shiver lainnya sampai mendengarkan navigasi jika dibutuhkan. Semua informasi ditampilkan langsung di panel instrumennya.
Untuk pencahayaan, sayangnya Shiver 900 masih mengandalkan lampu konvensional pada bagian depan dan lampu penanda sein, memang sedikit mengurangi nilai futuristik dari motor ini.
Kesimpulan
Sebagai penantang baru di segmen big naked bike, Aprilia Shiver 900 sepertinya layak disandingkan dengan beberapa model big naked bike lainnya. Ya, melihat performa, fitur, dan sensasi berkendara yang premium.
Dimensinya yang kompak serta karakter mesinnya yang mampu dikendalikan sepertinya cocok bagi Anda khususnya yang berkantong tebal. Dengan banderol Rp 560 juta on the road Jakarta Aprilia Shiver cocok jadi tunggangan koleksi maupun diajak riding jauh. Apalagi merek Aprilia kini sudah mulai unjuk gigi di kompetisi akbar MotoGP bisa jadi kebanggaan diri sendiri.
Bagaimana, Anda tertarik dengan Aprilia Shiver 900?
Galeri foto: