Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Mitos atau Fakta, Mesin Mobil Turbo Tak Boleh Langsung Dimatikan?
3 Juli 2022 6:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Tren kendaraan dengan mesin turbo kini mulai jamak ditemukan pada mobil-mobil keluaran anyar di pasar Indonesia. Untuk dapat memiliki mobil bermesin turbo saat ini sudah bisa didapatkan dengan harga mulai Rp 200 jutaan.
ADVERTISEMENT
Salah satu contohnya seperti Wuling Cortez S yang jadi MPV bermesin turbo termurah yang dijual saat ini. Nama lainnya seperti duo kembar Toyota Raize dan Daihatsu Rocky pun juga bermain pada rentang harga yang sama.
Hal tersebut tentunya membuat populasi mobil dengan mesin turbo di jalanan Indonesia semakin banyak. Karena faktor harga yang terjangkau itu juga yang membuat banyak masyarakat bisa merasakan pertama kali memiliki mobil bermesin turbo.
Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko menjelaskan keunggulan penggunaan mesin turbo yakni tercapainya torsi yang melimpah sejak putaran mesin masih relatif rendah.
“Turbo berfungsi untuk menyuplai tambahan oksigen yang terkandung di dalam udara untuk meningkatkan efisiensi pembakaran di ruang silinder. Memastikan agar setiap molekul tidak kekurangan oksigen sehingga pembakarannya lebih sempurna,” kata Danang kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Mitos mesin turbo mobil tidak boleh langsung dimatikan?
Mesin dengan turbo tentunya terdapat komponen tambahan jika dibandingkan dengan mesin mobil biasa, yakni berupa turbin yang dapat berputar yang fungsinya menyuplai lebih banyak udara dengan cepat ke ruang bakar.
Ada anggapan karena terdapat komponen tersebut, membuat mesin mobil dengan turbo tidak boleh langsung dimatikan begitu mobil diparkirkan. Benarkah demikian?
Danang menyebut komponen turbo pada mobil-mobil modern sudah dilengkapi dengan sistem pendingin cairan dan sistem pelumas yang andal.
“Jika mesin bekerja dalam rentang suhu kerja normal, maka mesin boleh dimatikan setelah dipakai. Tapi, tidak ada salahnya mengambil antisipasi dengan cara mendiamkan kondisi mesin dalam kondisi idle sebentar sebelum dimatikan. Dengan begitu, komponen turbo punya waktu tambahan untuk melepas panas,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Danang menambahkan, tidak ada masalah berarti dalam jangka waktu pendek jika memang pemilik mobil langsung mematikan mesin turbo begitu mobilnya selesai dipakai, dengan catatan jika suhu kerja mesin dalam ambang normal.
“Tetapi, jika mesin bekerja relatif berat hingga suhu mencapai di atas normal, sebaiknya dibiarkan dalam keadaan idle (langsam) sebelum dimatikan atau tunggu sampai indikator suhu mesin dalam kondisi ideal atau normal,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan sejatinya tidak ada perawatan yang sangat khusus untuk mesin mobil yang telah dilengkapi dengan turbo.
“(perawatan) Secara khusus tidak ada, yang penting pengguna disarankan untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan sesuai rekomendasi pabrikan. Lalu, selalu perhatikan level oil pada mesin kendaraan,” jelas Danang.
ADVERTISEMENT
Sebagai tambahan, apabila penggunaan mobil lebih sering pada situasi kemacetan terutama seperti macet di dalam kota, Danang menyarankan untuk mengganti oli sesuai dengan spesifikasi anjuran pabrikan.
“Bahkan, lebih cepat lebih baik. Tidak perlu menunggu sampai kilometernya tercapai, bisa juga menggunakan acuan bulan sesuai yang tertera pada buku servis masing-masing mobil,” tuturnya.
***