Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dibangun menggunakan Xpander Cross, mobil itu tidak hanya menjadi mobil reli pertama di dunia yang berbentuk Low MPV, namun juga menjadi mobil reli pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi sasis AP4.
Tentu saja, apa yang dilakukan Mitsubishi dan Rifat Sungkar itu, bisa menjadi angin segar bagi dunia reli tanah air, yang hilang cukup lama sejak era 1990-an.
Padahal bila memutar sedikit memori di era keemasan balap reli Indonesia pada 1980-an hingga 1990-an. Hampir semua jenis mobil reli kelas dunia --bahkan yang sangat langka-- pernah beraksi di sini.
Lebih dari itu, kejuaraan dunia sekelas Asia Pacific Rally Championship (APRC) dan World Rally Championship (WRC) pun pernah digelar di Tanah Air..
Bayangkan saja, pebalap top kelas dunia seperti Carlos Sainz, Tommi Makkinen, Juha Kankkunen, hingga Colin McRae pernah bersaing sengit di lintasan tanah provinsi Sumatera.
ADVERTISEMENT
"Jika kita lihat sebelum 2019 ya, 2018 ke belakang, memang ketinggalannya lumayan jauh, di atas 5 tahun," ujar Julian 'Jeje' Johan, manager Xpander Rally Team (XRT) yang juga merupakan pebalap speed off-road.
Sadar akan itu, Rifat Sungkar yang kini menjabat sebagai Ketua komisi reli Ikatan Motor Indonesia (IMI), pada tahun 2018 berangkat ke Selandia Baru bersama Julian Johan.
Alasan pemilihan AP4
Keberangkatan Rifat dan Jeje ke sana pun, karena tertarik dengan kelas balap reli baru yaitu AP4, dan merasa tertarik untuk mengaplikasikannya di Indonesia.
Bagai gayung bersambut, Mitsubishi yang sejak dahulu memang fokus di dunia balap reli, juga mendukung rencana Rifat tersebut.
Harapan menarik animo penonton melalui Xpander AP4
Pemilihan jenis mobil yang cocok dan ideal untuk menjadi pionir AP4 di Indonesia pun menjadi tahapan selanjutnya. Berbagai jenis model Mitsubishi yang ada pun sempat masuk daftar pilihan.
ADVERTISEMENT
"Bila menggunakan Xpander, Rifat melihat secara value lebih unik dan bagus, lalu dampak positifnya lebih besar lagi buat reli di Indonesia. Karena fansnya Xpander ini kan banyak, jadi lebih bagus buat mendatangkan penonton ke ajang balap ketimbang bikinnya pakai Mirage misalnya," jelas Jeje.
Apalagi, kata Jeje, jika menggunakan Mirage sebagai basis mobil reli AP4, dirasa kurang menarik dan tidak ada bedanya dengan mobil-mobil reli hatchback lainnya yang sudah ada di Indonesia.
Tantangan yang tidak mudah selama membangun Xpander AP4
Membangun mobil reli berbasis Low MPV pertama di dunia tentu bukan hal mudah. Berbagai tantangan harus dihadapi Rifat dan Jeje.
"Akhirnya kita ke sana (Selandia Baru) bawa proposal tentang data Xpander segala macam, kita ke beberapa bengkel AP4 yang ada. Pas di sana kebanyakan bengkel itu juga kaget, bahkan ada yang sempat mengira kita bercanda atau hanya buat gaya-gayaan saja," terang Jeje.
Tak hanya soal pengajuan saja, selama proses pembangunan Xpander AP4 juga tak gampang. Semua harus dihitung sangat matang dan presisi.
ADVERTISEMENT
Upaya memperkenalkan Xpander AP4 ke dunia reli Indonesia
Setelah pengembangan rampung, pekerjaan rumah selanjutnya, yakni memperkenalkan Xpander AP4 tersebut ke dunia reli Indonesia.
Rifat dan Jeje berharap, hadirnya Xpander AP4 ini bisa menginspirasi para pebalap lain, untuk membangkitkan kembali dunia reli Indonesia melalui teknologi yang lebih maju.
"Pas kemarin mas Rifat mulai perkenalkan Xpander AP4 nya ini, itu secara tidak langsung sudah menaikkan kembali perkembangan reli di Indonesia beberapa langkah," tutur Jeje.
Tak dipungkiri, kini para pereli Tanah Air pun mulai tertarik dengan teknologi AP4. Mereka melihat, hasil ini bisa menjadi terobosan positif untuk membuat reli Indonesia menjadi lebih kompetitif.
Membuka mata dunia reli Internasional melalui Xpander AP4
Bahkan, hadirnya Xpander AP4 serta Citroen R5 milik Sean Gelael, diakui Jeje turut membuka mata dunia reli internasional, bahwa Indonesia sudah mengalami banyak kemajuan di cabang tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi orang dari FIA ini sudah mulai melihat, bahwa Indonesia ini enggak hanya secara tempatnya saja yang qualified, tapi pereli dan teknologi mobil-mobilnya juga sudah meningkat dengan yang ada saat ini di reli internasional," terang jeje.
Ada lagi yang tak kalah menarik, yaitu kesadaran bahwa mobil balap reli tidak hanya terpaku pada hatchback atau sedan saja, tapi juga bisa berbasis mobil Low MPV.
Kita nantikan kiprah Xpander AP4 di cabang reli nasional dan internasional.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.