Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Modifikasi Tipis-tipis Suzuki Ignis, Makin Proper dengan Modal Rp 40 Juta
7 Juni 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Tak sedikit pemilik yang mengganti velg bawaan Suzuki Ignis , dengan produk aftermarket supaya tampilan eksterior makin proper dan sedap dipandang.
ADVERTISEMENT
Namun selain velg, ditambah pasang body kit tipis-tipis rasanya bisa jadi satu alternatif agar tongkrongannya lebih pas. Nggak terlalu mencolok dan neko-neko seperti kepunyaan Nabeel yang satu ini.
Baginya, Suzuki Ignis yang sering dicap aneh lantaran fitment roda dan bentuk bodinya jadi motivasinya untuk membuat mobil pertamanya ini tampil lebih ganteng.
“Konsep modifikasi pada mobil Suzuki Ignis saya mungkin lebih ke JDM look, ya. Dari awal saya punya Suzuki Ignis sudah punya stigma bagaimana mobil yang dicap 'aneh' ini oleh banyak orang bisa tampil ganteng dan minimalis,” bukanya saat dihubungi kumparan, beberapa waktu lalu.
Nabeel bercerita, Ignis miliknya merupakan mobil seken yang dibeli di tahun 2019. “Waktu itu angkat sekitar Rp 125 juta. Kilometer masih 19 ribuan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam hal modifikasi, Nabeel hanya mengubah unsur kosmetikanya. Di bagian jantung mekanis tak ada ubahan, alias masih menggendong mesin 1.200 cc K12B yang terbilang irit.
“Paling yang sudah saya upgrade velg ring 16 pakai Pako Wheels dan ban GT Radial Champiro SX2, per custom di Central Spring. Knalpot pakai Alpino Type R, bodykit pakai Bro Bodykit, decal dari ZC Distromotive. Interiornya, headunit pakai merek Orca, jok diretrim di Juno Leather,” ujarnya.
Menyoal biaya modifikasi yang sudah dikeluarkan dari 2019 sampai 2024, Nabeel tidak merinci secara pasti. Estimasinya sudah habis di atas Rp 40 juta.
Melihat tampilannya, Ignis ini punya fitment yang rapi. Hal itu terlihat dari perpaduan antara roda yang memakai ring 16 dipadukan dengan per yang dibuat lebih pendek.
ADVERTISEMENT
“Saya beli per custom di Central Spring di daerah Cirendeu, Tangerang Selatan. Karena bisa request sesuai keinginan, waktu itu saya minta jarak dua jari rapat antara ban dengan body,” imbuhnya.
Tapi Nabeel bilang, ukuran tersebut sebenarnya tidak nyaman. Namun karena modifikasinya mengarah ke tampilan, hal itu bukan jadi masalah besar baginya.
“Tentu jauh dari kata nyaman, Suzuki Ignis dari awal saya beli suspensi memang terasa keras. Apalagi setelah saya modifikasi per dan upsize velg menjadi ring 16, semakin terasa bantingannya. Hitung-hitung ada yang harus dikorbankan jika ingin tampil beda,” katanya.
Meski begitu, mobilnya tetap dipakai untuk harian. Bahkan pernah juga diajak menempuh jarak jauh.
“Biasanya saya gunakan sehari-hari untuk mobilitas bekerja dari Depok ke Jakarta. Namun sesekali pernah dibawa road trip Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Malang dan paling jauh pernah ke Banyuwangi,” tuntasnya.