Motor Listrik Polytron Laris Manis

20 September 2024 7:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kunjungan ke pabrik Polytron di Sayung, Demak, Jawa Tengah untuk melihat proses perakitan motor listrik. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan ke pabrik Polytron di Sayung, Demak, Jawa Tengah untuk melihat proses perakitan motor listrik. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Kendati baru terjun dalam industri otomotif, Polytron sudah merasakan manisnya penjualan motor listrik di Tanah Air. Andalkan dua model saat ini, pabrikan mengeklaim sudah mendistribusikan puluhan ribu unit produknya ke konsumen.
ADVERTISEMENT
Apalagi, sejak adanya program subsidi Rp 7 juta dari pemerintah untuk motor listrik yang dibuat lokal dan memenuhi nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen, ternyata disebutkan turut menggenjot penjualan Polytron.
Adalah Fox R dan Fox S yang telah mendapat program bantuan tersebut, keduanya jadi bisa dijual dengan banderol Rp 13,5 juta dan 11,5 juta setelah subsidi. Head of Product Electric Vehicle Polytron, Ilman Fachrian Fadly mengaku, pihaknya punya pangsa pasar besar.
"Kalau kita melihat dari total subsidi pemerintah yang 60.857 unit itu, kami at least sudah kuasai 30 persennya," kata Ilman saat sela peluncuran Polytron Fox 500 terbaru di Jakarta belum lama ini.
Motor listrik baru Polytron Fox-S. Foto: Sena Pratama/kumparan
Kuota subsidi motor listrik dari pemerintah sudah ludes beberapa minggu lalu dengan angka penjualan 60.857 unit alias ada lebih sekitar 10.000 unit dari total kuota yang ditetapkan tahun ini sebanyak 50.000 unit.
ADVERTISEMENT
Kalau hitungan kasarnya, dari jumlah tersebut artinya Polytron setidaknya berhasil menjual motor listrik subsidi sebanyak 18.000 unit. Tanpa adanya subsidi lagi, kedua harga produk Fox R dan Fox S kini kembali normal.
Ilman berharap, pemerintah mau kembali melanjutkan pemberian bantuan potongan harga atau insentif serupa ke depannya. Dirinya mengaku, saat ini tinggal menunggu kepastian keputusan pemerintah untuk melanjutkan atau tidak.
"Kalau misalnya tidak ada lagi subsidi, maka kita akan fokus persaingan kepada produknya," pungkasnya.
***