Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip Forbes, Nissan dikabarkan melakukan manuver yang cukup ekstrem untuk menyelamatkannya dari keruntuhan. Seperti memangkas USD 3 miliar dari kepemilikan sahamnya yang berada di Mitsubishi Motors.
Badai PHK turut menerjang perusahaan, Nissan setidaknya telah memberhentikan 133 ribu pekerja mereka baru-baru ini. Sejumlah pakar memperkirakan, Nissan hanya punya sisa waktu setidaknya 12 hingga 14 bulan agar tak tutup permanen.
"Secara global saat ini kami punya 25 jalur produksi. Rencana dekat kami adalah mengurangi operasi kapasitas maksimumnya menjadi 20 persen untuk meningkatkan efisiensi," ujar Direktur Manufaktur Nissan Motor Corporation, Hideyuki Sakamoto.
Situasi yang tengah dialami Nissan sebenarnya datang dari strategi mereka yang mandek soal elektrifikasi. Selain tak menawarkan ragam pilihan produk, pabrikan juga harus menghadapi mobil elektrifikasi yang lebih murah dari China.
ADVERTISEMENT
Untuk pasar global, Nissan baru punya dua mobil listrik yang bisa dibeli konsumen yakni Ariya dan Leaf. Model terakhir yang disebutkan bahkan sudah terbilang usang dari aspek desain dan kemampuan daya jelajahnya yang relatif pendek.
Teknologi hibridanya juga tak meluas secara masif di pasar global. Ambil contoh e-Power yang sudah sangat populer di Jepang itu bahkan belum dijual di pasar Amerika Serikat atau di Indonesia sendiri teknologi ini baru mulai digalakkan.
Rumor beredar, Nissan diisukan tengah mencari investor untuk bertahan hidup. Lainnya menyebut, merek yang terkenal sebagai pembuat GT-R ini juga coba mendekati Honda agar membeli sebagian sahamnya.
***