Panduan Sebelum Membeli Vespa Matik Bekas

18 Mei 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana showroom Vescooter, dealer Vespa matic di Depok. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana showroom Vescooter, dealer Vespa matic di Depok. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Vespa matik menjadi primadona di pasar motor bekas. Menurut penggawa diler Vespa matik bekas, Vescooter, Amos Ivan, Sprint dan Primavera menjadi model yang paling dicari.
ADVERTISEMENT
Bagi kalian yang tengah mencari Vespa matik bekas, Amos memberikan beberapa tips agar mendapatkan unit yang sehat dan layak untuk dipinang.

Jangan beli unit yang telah di-bore up

Ia menyarankan untuk menghindari membeli unit yang telah di-bore up mesinnya. “Karena masalah timbul dari situ nanti menjalar kemana-mana,” ujarnya saat ditemui kumparan di bengkelnya beberapa waktu lalu.
Sebab, mesin yang telah mengalami bore up umumnya juga mendapat modifikasi di bagian kelistrikan. Sehingga bila membeli unit tersebut, dikhawatirkan akan mendapat masalah ke depannya.
“Karena kalau bekas bore-up dia bukan aja di mesin, nanti di kelistrikan bermasalah, nanti jadi kacau balau gara-gara itu. Efeknya (bore-up) diganti kabel body dia dan sebagainya, kelistrikannya juga diganti, aduh jadi makin complicated itu. Mendingan beli yang standar,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT

Bukan motor bekas tabrak

Berbeda dengan motor matik Jepang, body Vespa matik terbuat dari bahan plat besi. Sehingga jika bekas tabrakan, kondisi hingga rasa berkendaranya akan sangat berbeda dengan kendaraan normal, meskipun sudah diperbaiki.
“Pastikan motor ini bukan bekas tabrak, lihat dari glove box, dari rangka, detail-detail nat-nat dari depan sampai dengan belakang Vespa tersebut,” katanya.
“Kalau bekas tabrak mau sehebat apa pun dia (memperbaiki) tidak mungkin balik seenak atau seperti semula yang sebelum tabrak Itu,” paparnya.

Bagian kaki-kaki

Sektor kaki-kaki juga penting dicek demi menjamin kenyamanan saat berkendara. Jika bagian kaki-kaki seperti shockbreaker rusak atau tidak berfungsi nantinya harus mengeluarkan uang lebih untuk biaya penggantian shock.
“Perlu juga kita cek bagaimana durabilitas daripada shock Itu juga penting, karena kan itu cost. Meskipun memang dia ada waktunya, nggak bisa pakai shock sampai 10 tahun, 5 tahun Juga gak bisa, karena ada waktu penggantiannya kan. Jangan beli (Vespa dengan) shock yang bermasalah, karena tentu kalau shock-nya mati, kita ada biaya keluar setelah kita beli,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT

Mengecek kondisi body

Pengecekan body Vespa matik juga jadi hal yang penting untuk dicek, terlebih jika Vespa yang diinginkan adalah yang punya kelir original. Pengecekan ini penting untuk menghindari motor Vespa yang telah di-repaint atau sudah direparasi oleh pemilik sebelumnya.
“Itu kelihatan sekali (bagian body) dari warna yang (berbeda) dia tidak mungkin otentik sama, akan ada perbedaan warna. Makanya kalau kita jeli, kita pasti bisa bedain mana yang repaint, mana yang enggak. Mana yang bekas dempul, mana yang enggak itu pasti enggak bisa ditutup gitu,” paparnya.
Suasana showroom Vescooter, dealer Vespa matic di Depok. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Cara mudahnya, Amos bilang cukup diraba saja bagian body secara keseluruhan. “Diraba aja kita bisa tahu. Tekstur bawaan pabrik sama tekstur yang dibuat-buat itu terasa (perbedaannya),” tambahnya.
ADVERTISEMENT

Jangan beli Vespa bekas banjir

Motor yang terendam banjir lebih rentan rusak di sejumlah komponennya. Amos juga menjelaskan, dilernya selalu menolak motor yang pernah terendam banjir untuk menjaga kualitas dan kenyamanan bagi konsumen yang membeli motornya.
Cara membedakannya, untuk mengecek motor yang pernah terkena banjir atau tidak, bisa dicek melalui bagian CVT-nya. Kata Amos, pembongkaran CVT jadi cara paling mudah untuk pengecekan, karena karat bekas banjir biasanya menempel di bagian dalam CVT.
“Kalau kita buka CVT kelihatan semuanya Dalemannya. CVT yang bekas banjir beda sama daleman CVT yang nggak bekas banjir. Dari karatnya, baut-bautnya, seperti itu,” tuntas Amos.