Pasar Otomotif Malaysia Salip Thailand, Siap Pimpin ASEAN

6 Desember 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahathir Mohamad Saat Menerima Perodua Ativa. Foto: dok. Paultan
zoom-in-whitePerbesar
Mahathir Mohamad Saat Menerima Perodua Ativa. Foto: dok. Paultan
ADVERTISEMENT
Pasar otomotif ASEAN tahun ini secara umum mengalami penurunan dibanding 2023. Data ASEAN Automotive Federation mengungkapkan, terjadi penurunan penjualan sebesar 7,8 persen secara year on year periode Januari-September.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu pada periode yang sama, asosiasi merekam angka wholesales (distribusi ke diler) sebanyak 2.468.880 unit. Sementara itu pada tahun ini sebanyak 2.276.702 unit untuk negara-negara yang ada di Asia Tenggara.
Berdasarkan peringkat penjualan pada 2024 ini, Indonesia masih memimpin sebanyak 633.218 unit dengan kontribusi sebesar 27,8 persen. Diikuti Malaysia yang pasarnya naik 3,9 persen, menguntit tipis sebanyak 594.037 unit atau sebesar 26,09 persen.
Proton Exora Otonom Foto: dok. Paultan
Dari tahun-tahun sebelumnya peringkat dua diisi oleh Thailand, namun kini digantikan Malaysia. Secara umum pasar otomotif Thailand mengalami penurunan seperti Indonesia, anjloknya terbilang dalam sebesar 25,3 persen secara year on year, sementara Indonesia 16,2 persen.
Pada periode yang sama Thailand mencatat penjualan sebanyak 438.303 unit atau sebesar 19,25 persen. Diikuti Filipina yang pasarnya meningkat 9,4 persen menjadi 344.307 unit atau sebesar 15,1 persen.
Salah satu mobil listrik yang beredar di jalanan Thailand. (BYD Atto 3) Foto: Sena Pratama/kumparan

Pertumbuhan industri otomotif Malaysia didukung pemerintah sepenuhnya

Kunci keberhasilan Malaysia bisa mencetak pertumbuhan pasar otomotif di Asia Tenggara salah satunya karena kebijakan pemerintahnya lewat National Automotive Policy (NAP2020), yang targetnya adalah sektor otomotif di sana berkontribusi terhadap GDP sebesar 10 persen pada 2030, saat ini baru terealisasi 4 persen.
ADVERTISEMENT
Melalui Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA), pemerintah telah menggelontorkan insentif industri otomotif, guna mendorong ekspansi lokal dalam hal pengembangan dan manufaktur, peningkatan kinerja, serta efisiensi rantai pasok, demikian mengutip Asia Insiders.
Berdasarkan New Industrial Master Plan atau NIMP 2023, pemerintah hendak mengubah Malaysia menjadi negara industri dengan pertumbuhan tinggi di sektor manufaktur salah satunya otomotif sebagai bagian dari rencana strategis.
Malaysia memberikan pembebasan pajak penjualan mobil baru sampai 100 persen, untuk dorong industri otomotif. Foto: thestar.com.my
Adapun sektor otomotif dianggap sebagai industri yang memiliki dampak tinggi. Program tersebut akan ditinjau setiap triwulan untuk mencapai pertumbuhan maksimal.
Peningkatan permintaan kendaraan roda empat didukung dari pertumbuhan kelas menengah Malaysia. Peningkatan pendapatan dan urbanisasi, berdampak pada meningkatnya permintaan kendaraan pribadi.
Selain itu, salah satu aspek pendorongnya adalah perluasan sektor pembiayaan kendaraan dengan kredit ringan melalui bank pemerintah untuk mencetak penjualan satu juta unit di Malaysia tiap tahun.
ADVERTISEMENT
Malaysia memberikan pembebasan pajak penjualan mobil baru sampai 100 persen, untuk dorong industri otomotif. Foto: thestar.com.my
Adapun selama tiga tahun terakhir, penjualan kendaraan roda empat termasuk segmen komersial meningkat secara gradual. Pada 2021 sebanyak 508.883 unit, 2022 sebanyak 721.177 unit, dan 2023 sebanyak 799.731 unit.
Bicara profil manufaktur, di Malaysia saat ini terdiri dari 28 merek kendaraan dan lebih dari 640 perusahaan komponen. Semuanya masih aktif beroperasi lantaran melalui MIDA, Malaysia mendorong diversifikasi teknologi mobilitas, elektrifikasi, teknologi otonom, hingga koneksi digital.
Lewat NAP2020 pemerintah juga ingin menjadikan Malaysia sebagai pemimpin regional (ASEAN) untuk sektor otomotif termasuk teknologi, desain, pengembangan berkelanjutan, sampai kemitraan Next Generation Vehicle (NxGV).