Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Segmen motor 250 cc Tanah Air semakin seru setelah debut Kawasaki Ninja 250 4-silinder atau Ninja ZX-25R. Tak lama kemudian, Honda merespons dengan meluncurkan Honda CBR250RR SP Quick Shifter .
ADVERTISEMENT
Meski memang produk terbaru dari Honda itu masih mengusung platform yang sama dengan versi CBR250RR terdahulu. Sebagai pembeda, pabrikan coba beri livery baru dan meningkatkan performa jantung mekanis serta membenamkan fitur baru yakni Quick Shifter dan Assist & Slipper Clutch.
Direktur Marketing PT Astra Honda Motor (AHM ) Thomas Wijaya menuturkan, berdasarkan riset potensi pasar motor sport 250 cc dengan konfigurasi 2-silinder masih besar.
"Kita melihat dan menyesuaikan dengan pasar Indonesia saja. Pasar Indonesia lebih banyak yang 250 cc itu 2-silinder, dengan kondisi jalanan, dan pemakaian di kita," kata Thomas kepada kumparan di Astra Honda Motor Safety Riding and Training Center, Cikarang, Jawa Barat belum lama ini.
Di segmen ini, kata Thomas, konsumen pun menginginkan adanya penambahan fitur dan peningkatan performa. Inilah yang menjadi alasan mengapa Honda CBR250RR mendapat penyegaran.
ADVERTISEMENT
"Kita riset dengan konsumen kebutuhan mereka apa dan apa yang dibutuhkan di Indonesia, akhirnya kita mengeluarkan produk terbaru ini," lanjut dia.
Belum tertarik masuk segmen 250 cc 4-silinder
Thomas juga mengatakan tak mau terburu-buru masuk ke segmen motor 250 cc 4-silinder . Kembali lagi, alasannya tren di pasar masih condong ke 2-silinder.
Sebenarnya mengembangkan motor kubikasi mesin 250 cc 4-silinder bukanlah perkara sulit untuk Honda. Pada tahun 1990-an pabrikan pernah menjagokan CBR250RR MC22 untuk kelas tersebut.
"Ya kembali lagi, kita lihat dan disesuaikan dengan konsumen di Indonesia kebutuhan dan keinginannya seperti apa. Sejauh ini dari riset kita masih suka 2-silinder," jelas dia.
Bisa jadi juga, AHM masih menunggu taji dari Ninja ZX-25R apakah akan sukses di pasar atau malah tak diterima konsumen. Mempelajari hal tersebut tentunya penting bagi perusahaan untuk mengambil keputusan meluncurkan atau tidak sama sekali.
ADVERTISEMENT
"Dan hanya bukan melihat dari sisi jumlah silinder-nya saja, tapi overall. Dari kontrol, agility, handling itu menjadi konsen bagi konsumen kita," kata Thomas.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)