Pembatasan BBM Subsidi Berpotensi Bikin Lonjakan Pembelian Mobil Bekas

30 September 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Pemerintah masih melakukan tarik ulur terhadap pembatasan pembelian BBM subsidi salah satunya jenis Pertalite. Rencananya, pemerintah bakal melakukan pembatasan BBM bersubsidi berdasarkan kapasitas silinder mesin atau cc (cubic centimeters) yang dinilai lebih efektif dalam mengantisipasi subsidi yang selama ini salah sasaran.
ADVERTISEMENT
Wacana yang mencuat adalah menggunakan kriteria kubikasi mesin. Pertalite hanya boleh digunakan untuk mobil di bawah 1.400 cc dan sepeda motor di bawah 250 cc.
Kepala Center of Food, Energy and Sustainable Development-Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov merespons hal tersebut.
Ujarnya, klasifikasi konsumen yang berhak membeli Pertalite menimbulkan perdebatan, lantaran berpotensi tidak tepat sasaran. Sebab salah satu contoh kasusnya adalah beberapa mobil mewah ada yang kapasitas mesinnya di bawah 1.400 cc.
“Pendataan berdasarkan profil konsumen atau rumah tangga sejauh ini dari pemerintahan misalnya pemberian subsidi BBM di bawah 1.400 cc masih tetap mendapatkan subsidi, menurut saya kebijakan itu juga masih membuka ruang menjadi kebocoran ataupun ketidaktepatan,” tegasnya.
Mobil bekas di platform Caroline. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Lanjutnya, dengan skema pembatasan tersebut, bisa-bisa mendorong masyarakat membeli mobil bekas yang kapasitas mesinnya memenuhi syarat untuk bisa diisi Pertalite.
ADVERTISEMENT
“Misalnya bagi kendaraan roda empat tidak bisa dipastikan apakah pengendara tersebut berhak diberikan BBM subsidi, itu jadi saya pikir juga nanti akan ada potensi melonjaknya BBM, kenapa? Karena saya meyakini akan ada akan ada fenomena masyarakat untuk membeli (mobil bekas), bagi masyarakat mampu terutama untuk membeli mobil lain dengan cc yang masih diperbolehkan," katanya.
"Ataupun menjual mobilnya dan membeli mobil second dengan kriteria yang masih diperbolehkan membeli BBM subsidi, karena secara operasional pengeluarannya jauh-jauh lebih hemat” pungkasnya.
Honda Brio bekas Foto: dok. WTCM2
Lanjut Abra pembatasan pemberian BBM bersubsidi kepada kendaraan tertentu akan ada gejolak. Masyarakat pun akan mencari celah agar tetap bisa menggunakan BBM bersubsidi.
“Secara rasional konsumen pasti akan mencoba mencari cara untuk tetap bisa mengakses BBM bersubsidi. Salah satunya dengan mereka membeli kendaraan roda empat dengan cc yang masih diperbolehkan membeli BBM subsidi. Jadi alih-alih dengan kriteria pendapatan, saya pikir, pastinya pemerintah konsisten dengan wacana awal, kebijakan subsidi BBM, ditargetkan ditransfer langsung ke individu atau ke rumah tangga yang memang layak untuk dapatkan subsidi BBM,” paparnya.
Kepolisian menangkap mobil-mobil yang diduga pakai plat palsu dan tangki yang sudah dimodifikasi untuk bisa beli BBM subsidi di SPBU RE Martadinata, Lemabang, Palembang, Senin (7/11/2022). Foto: Pertamina Patra Niaga
Keputusan membeli mobil bekas lebih rasional untuk mengakali pengeluaran pembelian bahan bakar. Terlebih pilihan mobil bekas di pasaran beragam kondisi, umur pakai, serta model.
ADVERTISEMENT
“Apalagi kendaraan tersebut bisa digunakan dalam jangka 2 sampai 5 tahun. Itu lebih baik mereka bisa membeli mobil atau mengeluarkan pengeluaran yang besar di awal tetapi dalam operasional sehariannya nanti bisa lebih hemat,” pungkasnya.
Rencananya, penerapan pembatasan Pertalite bakal dilakukan pada 1 Oktober mendatang. Tapi kemungkinannya akan ditunda. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, rencana tersebut masih dibahas.
“Untuk BBM subsidi sampai sekarang kita masih bahas ya. Masih bahas agar betul-betul aturan yang dikeluarkan itu mencerminkan keadilan,” kata Bahlil kepada awak media di kantor Kementerian ESDM, pada Jumat pekan lalu.