Penjualan Kendaraan Elektrifikasi Thailand Terbanyak di ASEAN

22 Mei 2023 12:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Thailand dapat izin produksi mobil listrik  Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Thailand dapat izin produksi mobil listrik Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Thailand menjadi negara dengan penjualan kendaraan elektrifikasi terbanyak di ASEAN. Tecatat, ada 20.816 mobil listrik berbasis baterai yang teregistrasi sebanyak 20.816 unit sepanjang 2022.
ADVERTISEMENT
Sementara, kendaraan plug in hybrid (PHEV) mencapai 11.331 unit. Untuk mobil hybrid sebanyak 64.035 unit. Komposisi penjualannya ini sekitar 69,4 persen dari seluruh negara kawasan.
Indonesia berada di posisi ketiga dengan kontribusi sebesar 6,8 persen. Bila melihat data yang dikeluarkan Gaikindo, penjualan mobil listrik berbasis baterai mencapai 10.327 unit sepanjang 2022. Kendaraan hybrid maupun plug-in sebanyak 5.100 unit.
Penjualan kendaraan listrik di ASEAN. Foto: dok. Istimewa
Pengamat otomotif sekaligus pakar kelistrikan Institut Teknologi Bandung (ITB), Agus Purwadi mengatakan, pencapaian yang tinggi di Thailand disebabkan beberapa faktor. Salah satunya adalah persyaratan mengenai fuel economy.
“Itu betul. Salah satunya juga, Kita tidak mensyaratkan fuel economy, masih banyak yang memelihara barang rongsok (mobil di atas umur 10 tahun). (Itu) satu penyebabnya, pernah sampaikan,” katanya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Suasana kendaraan terjebak macet di Jalan Tol Cawang-Grogol, Jakarta Selatan, Jumat (5/6/2020). Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Fuel economy yang dimaksud adalah hubungan antar jarak yang ditempuh oleh sebuah kendaraan, dengan konsumsi bahan bakar. Singkatnya, berapa banyak bahan yang dikonsumsi untuk mencapai jarak tertentu. Hal inilah yang belum diatur oleh pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mobil itu (juga) sebagai ATM (Anjungan Tunai Mandiri) di Indonesia. 60 persen PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari otomotif, ada berbagai macam pajak. Mobil itu dianggap barang mewah. Barang mewah kalau sudah menyiapkan infrastruktur kalau belum itu kebutuhan,” jelasnya.
Ilustrasi pajak kendaraan bermotor. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Ini lah yang menurut Agus membuat mobil listrik menjadi sulit untuk diadopsi oleh masyarakat. Harganya bisa menjadi lebih mahal bila dibandingkan negara lain. Bila melihat Thailand, mereka memberlakukan pajak dengan keluaran emisi yang dihasilkan. Semakin rendah emisinya, tentu semakin murah juga pajaknya.
“Makanya itu satu hal, power itu dihitungnya (menggunakan) cc, padahal sudah advanced (teknologi kendaraan), mobil kecil (cc-nya) power-nya bebas. Thailand sudah mengerti, jadi basisnya emisi,” tukasnya.