Posisi Duduk Bus di Atas Ban Bikin Cepat Mual, Benarkah?

17 November 2020 17:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang Bus AKAP (antar kota antar provinsi) yang dilarang berpergian bersiap dikembalikan di Terminal Pulogebang, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang Bus AKAP (antar kota antar provinsi) yang dilarang berpergian bersiap dikembalikan di Terminal Pulogebang, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Mengalami mual saat naik bus kerap terjadi pada beberapa penumpang. Nah ada anggapan, penyebabnya adalah posisi duduk berada di atas fender ban.
ADVERTISEMENT
Lalu, benarkah demikian?
Secara ilmiahnya mual saat menjadi penumpang bus, mengutip Medical News Today terjadi karena ketidakseimbangan otak. Sederhananya ada semacam kebingungan dalam koordinasi panca indera.
Interior bus tingkat baru PO Laju Prima. Foto: dok. instagram.com/laksanabus
Jadi tidak serta merta karena efek guncangan suspensi karena posisi duduk di atas ban, atau di baris belakang bus.
Gejala mual muncul karena sistem saraf pusat menerima pesan yang bertentangan dari sistem sensorik: telinga, mata, reseptor tekanan kulit, dan lainnya.
Sehingga mual bisa terjadi di semua posisi duduk, baik depan, tengah, maupun belakang bus penumpang. Risiko timbulnya mual lebih besar apabila mata memandang benda statis yang ada di dalam kendaraan.
Sejumlah nelayan asal kabupaten Aceh Timur yang dipulangkan dari Thailand menumpang bus umum saat penjemputan di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (6/10). Foto: Ampelsa/ANTARA FOTO
Contohnya, seseorang duduk di dalam bus, yang penglihatannya tidak ke luar jendela. Telinga bagian dalamnya akan merasakan gerakan dari segala arah, yang menunjukkan adanya pergerakan, tetapi mata melihat pandangan yang statis, seolah-olah tidak bergerak sama sekali.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang disebut sebagai konflik antar input ke sistem saraf, sehingga timbul rasa mual ingin muntah. Tak sedikit juga ditemukan kasus mata menjadi berkunang-kunang.
Peserta mudik gratis oleh Pertamina di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (29/5/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Ini sekaligus menjawab, mengapa ketika membaca buku atau mengetik layar handphone di dalam bus maupun kendaraan lain, rasa pusing lebih cepat terasa. Kemudian riset tersebut juga berlaku guna menjawab, mengapa pengemudi tidak merasakan mual di dalam perjalanan.

Cara mengatasi mual di dalam bus

Oleh karena itu, duduk pada baris paling depan adalah salah satu cara meminimalisir mual. Mengapa? Karena mual bisa dihindari dengan memandang ke depan atau samping.
Pemudik tertidur di dalam bus. Cornelius Bintang/kumparan
Sebab otak menerima respons yang sama dari sistem sensorik yang ada. Telinga bagian dalam merasakan adanya pergerakan, saat bersamaan mata memandang ke samping atau depan yang menunjukkan adanya perpindahan.
ADVERTISEMENT
Bila tidak tersedia alias duduk di tengah atau sisi belakang bus, biar tidak terjadi konflik input ke sistem saraf, jalan keluarnya adalah memejamkan mata atau tidur.