Saat Yamaha Mio Lawas Ubah Jati Diri Jadi Skuter Petualang

18 Agustus 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yamaha Mio 2006 berkonsep semi dakar bikinan bengkel Gashakon.co Bandung. Foto: Dok. Imam Abraham/Gashakon.co
zoom-in-whitePerbesar
Yamaha Mio 2006 berkonsep semi dakar bikinan bengkel Gashakon.co Bandung. Foto: Dok. Imam Abraham/Gashakon.co
ADVERTISEMENT
Yamaha Mio lawas naik daun, banyak yang mencarinya baik untuk modifikasi hingga direstorasi sebagai obat rindu, atau mengikuti tren. Penggawa Bengkel Gashakon.co Bandung, Imam Abraham salah satunya.
ADVERTISEMENT
Imam membeli Yamaha Mio tahun 2006 untuk dimodifikasi. Saat dibeli, dia bilang kondisi motornya dalam kondisi bobrok hingga memutuskan untuk dimodifikasi dengan tampilan yang berbeda.
“Konsepnya ngambil tema semi dakar, terinspirasi sama motor matik adventure tahun 80-an seperti Yamaha Zuma dan Honda Dio Baja. Alasan saya milih konsep ini karena mau coba perspektif baru untuk modifikasi matik dan karena saya punyanya motor matik Mio,” kata Imam saat dihubungi kumparan belum lama ini.
Ada beberapa ubahan yang dilakukan Imam untuk merombak motor ini. Mulai dari kaki-kaki, bodi, hingga pengereman.
Yamaha Mio 2006 berkonsep semi dakar bikinan bengkel Gashakon.co Bandung Foto: Dok. Imam Abraham/Gashakon.co
“Velgnya kita buat yang disesuaikan dengan tema adventure-nya. Bahannya dari pelat 6 mm yang dilaser, sementara ring luarnya pakai merek DID bawaan orinya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Pada sistem pengereman sudah diubah cakram semua dan dipindah ke sisi kiri motor. Sementara shockbreaker depan pakai upside down dan ditinggikan sekitar 6 cm.
“Sedangkan untuk belakang pakai variasi ukuran 330 mm jadi posisi motor agak lebih tinggi bagian depan sesuai dengan bentukan motor adventure. Dari bagian kepala motor instrument cluster juga kita ubah seluruhnya,” imbuhnya.
Bagian stangnya dikustom jadi lebih tinggi dan lebar. Nah yang menarik kata Imam, housing lampu disesuaikan lagi dengan tema dakarnya menggunakan besi 18 mm.
“Pada bagian speedometer juga dikustom rumahnya dengan cetakan tiga dimensi (3D print) untuk menyesuaikan setang dan housing lampu yang baru agar selaras, hanya mesin di dalam speedometernya menggunakan mesin yang ori jadi berfungsi sebagaimana orinya,” jelasnya.
Yamaha Mio 2006 berkonsep semi dakar bikinan bengkel Gashakon.co Bandung. Foto: Dok. Imam Abraham/Gashakon.co
Selain itu, Imam juga tidak lupa menambahkan aksesori hand guard dan spion yang selaras dengan temanya. Holdernya juga ganti pakai punya Yamaha Fino, agar kesan Mionya tidak hilang.
ADVERTISEMENT
“Bagian body depan juga kita kustom pakai besi sebagai tulang dan resin sebagai finishing untuk dipasang lampu foglamp 3 inci. Jadi kesan dakarnya makin kerasa,” katanya.
Untuk menguatkan konsep, Imam juga menambah back rack dan front rack untuk membawa barang. Alasannya, karena bagian bagasi sudah dikustom untuk menambah kapasitas tangki dan kapasitas aki untuk mendukung tambahan lampunya.
Yamaha Mio 2006 berkonsep semi dakar bikinan bengkel Gashakon.co Bandung. Foto: Dok. Imam Abraham/Gashakon.co
Soal biaya, untuk motor yang dipakai harian ini menghabiskan biaya sekitar Rp 13 juta untuk bagian bodi dan aksesori tambahan. Namun kalau ditotal secara keseluruhan termasuk bahan dan rebuild mesin menghabiskan sekitar Rp 25 juta.
Proses pengerjaannya memakan waktu sekitar satu bulan. Karena dikebut agar bisa dibawa ke event BBQ Ride.
“Hal yang paling sulit hanya di bagian 3D print. Karena kita baru pertama kali berkecimpung di dunia 3D print,” tuntasnya.
ADVERTISEMENT