Sinergi Toyota & Universitas Indonesia Percepat Transisi Energi Menuju NDC 2030

30 Oktober 2024 21:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seminar nasional 'Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan 'Quick Win' Sebagai Solusi Praktis Dalam Mewujudkan Pencapaian Target NDC 2030.' di Universitas Indonesia, Rabu (30/10/2024).
 Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seminar nasional 'Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan 'Quick Win' Sebagai Solusi Praktis Dalam Mewujudkan Pencapaian Target NDC 2030.' di Universitas Indonesia, Rabu (30/10/2024). Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sukses menggelar rangkaian seminar nasional dengan beberapa perguruan tinggi yang ditutup di Universitas Indonesia, Rabu (30/10/2024). Transisi energi capai target dekarbonisasi jadi topik yang dibahas.
ADVERTISEMENT
Gelaran diskusi sinergi ini juga dalam rangka 100 tahun industri otomotif dalam negeri, sekaligus upaya mewujudkan Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan cara menyampaikan berbagai macam strategi yang berfokus pada pengurangan emisi karbon.
Usung tema “Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan 'Quick Win' Sebagai Solusi Praktis Dalam Mewujudkan Pencapaian Target NDC 2030.”, untuk mencapai target NZE 2060 dibutuhkan kerja sama yang didasari kolaborasi 'Triple Helix' antara pemerintah, akademisi, dan industri otomotif.
“Aktivitas seminar nasional yang sudah berlangsung selama 7 series di berbagai universitas di Indonesia sejak tahun 2022 hingga saat ini, merupakan wujud nyata advokasi kepada publik. Khususnya, ditujukan bagi para generasi muda yang menjadi elemen penting pendukung ekosistem kehidupan lebih hijau, hingga pembangunan ekonomi nasional yang merata," kata Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto di Depok, Jawa Barat.
Toyota xEV Corner di seminar nasional 'Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan 'Quick Win' Sebagai Solusi Praktis Dalam Mewujudkan Pencapaian Target NDC 2030.' di Universitas Indonesia, Rabu (30/10/2024). Foto: Sena Pratama/kumparan
Nandi menambahkan, dengan diselenggarakannya seminar nasional ini harapannya dapat menjadi wadah diskusi komprehensif untuk membantu menyusun strategi maupun kebijakan akselerasi Indonesia, menuju era transisi energi pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Selain berfokus pada capaian penurunan emisi karbon, pada seminar ini juga menekankan pentingnya implementasi Energi Baru dan Terbarukan atau EBT yang memegang peranan penting dalam menjaga ketersediaan energi dan lingkungan lebih hijau.
“Sejumlah inisiatif memenuhi target reduksi emisi di tahun 2030, menjadi langkah awal atau steppingstone menuju tujuan yang lebih besar, di tahun 2060. Implementasi strategis sangat diperlukan untuk mempercepat transisi energi," timpal Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam.
Intinya, baik Toyota dan panelis sepakat bahwa banyak cara bisa dilakukan untuk menekan emisi karbon yang dihasilkan, terutama pada sektor otomotif atau kendaraan. Lewat pendekatan multi-pathway ala Toyota, semua jenis kendaraan punya peran mereduksi emisi gas buang signifikan.
"Hal ini selaras dengan tema seminar kali ini, “Mempercepat Transisi Energi Menuju Quick Wins.” Implementasi green energy juga dapat direalisasikan sebagai aktivitas dekarbonisasi, tidak hanya membantu pertumbuhan ekonomi, namun juga berkontribusi bagi kesejahteraan petani Indonesia melalui positive cycle yang terbentuk,” papar Bob.
ADVERTISEMENT

Strategi multi teknologi akselerasi transisi energi

Toyota xEV Corner di seminar nasional 'Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan 'Quick Win' Sebagai Solusi Praktis Dalam Mewujudkan Pencapaian Target NDC 2030.' di Universitas Indonesia, Rabu (30/10/2024). Foto: Sena Pratama/kumparan
Lebih jauh dengan pendekatan multi-pathway Toyota, pabrikan menawarkan berbagai solusi agar dampaknya bisa dirasakan banyak pihak. Misalnya kendaraan hemat BBM dan ramah lingkungan lewat mobil elektrifikasi seperti hibrida Hybrid Electric Vehicle (HEV) atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).
Pun untuk jenis konvensional atau internal combustion engine (ICE) yang kini memiliki teknologi mereduksi gas buang sangat rendah seperti penggunaan bahan bakar campuran nabati atau etanol dan flexy fuel. Serta, tentu saja pilihan mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV).
Apalagi, biofuel hingga bioetanol sampai hidrogen termasuk ke dalam implementasi EBT. Jadi selain lebih ramah lingkungan, pemanfaatan EBT di Indonesia juga membuka peluang pemberdayaan masyarakat salah satunya petani yang lebih sejahtera.
ADVERTISEMENT
“Penggunaan EBT seperti bioenergi dapat membantu mengurangi ketergantungan konsumsi bahan bakar fosil di semua sektor terkait seperti pembangkit listrik, domestik, industri, dan sektor transportasi. Bioenergi termasuk bioetanol dan biofuel, memainkan peranan utama dalam mendukung Indonesia untuk menuju transisi energi serta mereduksi emisi," jelas Nandi.
Toyota xEV Corner di seminar nasional 'Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan 'Quick Win' Sebagai Solusi Praktis Dalam Mewujudkan Pencapaian Target NDC 2030.' di Universitas Indonesia, Rabu (30/10/2024). Foto: Sena Pratama/kumparan
Toyota percaya untuk menggapai transisi energi secara cepat di Indonesia dan global tidak ada yang namanya satu solusi (no single solution). Sebab setiap wilayah dan masyarakat memiliki karakteristik berbeda-beda, serta tetap bisa berperan kurangi emisi karbon dengan cara apa pun.
"Semua lapisan masyarakat terutama generasi muda dapat berkontribusi pada berbagai aktivitas pengurangan emisi. Berbagai pilihan teknologi kendaraan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan publik yang beragam, demi mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan multi-pathway atau rendah emisi yang terintegrasi dari hulu hingga hilir," tambah Bob.
ADVERTISEMENT
"Langkah strategis ini bertujuan agar Indonesia menjadi basis produksi dan hub ekspor bagi kendaraan berdaya saing tinggi, serta berperan penting untuk mengembangkan rantai pasok dan IKM lokal, pungkas Bob.
***