Tak Banyak yang Tahu, Astra Hampir Punya Mobil Nasional, Mirip Sigra

21 November 2021 9:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Calya di IIMS Hybrid 2021. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Calya di IIMS Hybrid 2021. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, perusahaan konglomerat multinasional Astra, ternyata sempat berencana mau menelurkan produk mobil sendiri, dengan spirit mobil nasional.
ADVERTISEMENT
Pertama kali mendengarnya saya sendiri bahkan terkejut. Mengingat image Astra kini, dibayang-bayangi oleh raksasa otomotif Jepang.
Sebut saja Toyota merek mobil nomor 1 di dunia. Lalu Daihatsu yang cengkramannya kuat sekali di Asia Tenggara, diikuti Isuzu, sepeda motor Honda dan beberapa merek lainnya.
Ilustasi pekerja di pabrik Daihatsu Indonesia. Foto: dok. Istimewa
Lalu bagaimana ceritanya?
Kita rangkum singkat saja ya supaya tak bertele-tele. Ini seperti diungkapkan Bambang Trisulo saat peluncuran buku Arsip Mobil Kita, Tamasya Sejarah Seabad Perjalanan Mobil di Indonesia, yang ditulisnya bersama Em Samudra dan Arif Firmansyah.
Bambang sendiri merupakan mantan Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dan PT Astra Nissan Diesel Indonesia. Bahkan pernah menjabat sebagai ketua Gaikindo periode 1999-2011.
Arif Firmansyah, Bambang Trisulo dan Em Samudra (kiri ke kanan), saat peluncuran buku Arsip Mobil Kita, Tamasya Sejarah Seabad Perjalanan Mobil di Indonesia. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Semangat membangun mobil lokal diawali saat pemerintah melarang impor CBU mobil pada 1974, dan dilanjutkan dengan diskriminasi bea masuk sedan dibuat lebih tinggi, daripada minibus.
ADVERTISEMENT
Baru kemudian gongnya, saat Keputusan Presiden Nomor 2 tahun 1996 tentang mobil nasional diteken. Walaupun perusahaan yang ditunjuk PT Timor Putra Nasional, akhirnya pupus karena digempur krisis 1998.
"Jauh sebelum itu Astra sudah pasang kuda-kuda buat bikin mobil sendiri sejak 1985. Kami bahkan sempat mengumpulkan mahasiswa ITB, UI, Trisakti dan ITS buat belajar mendesain produk otomotif," ucapnya.
Ilustrasi proses research and development membangun prototipe mobil. Foto: formtrends.com

Keputusan bulat Astra

Selanjutnya, Astra benar-benar terjun ke proyek mobil nasional setelah William Suryadjaja setuju. Dan akhirnya mulai digarap pada 1995.
"Kami bentuk dua tim untuk mencari partner desain, satu ke Jepang bersama MIM Design sementara saya di tim 2 ke Australia mencoba gandeng Garry Millard Design," tutur Bambang.
Namun sayangnya, karena satu dan dua hal kerja sama dengan Millard akhirnya kandas. Dan berlanjut dengan MIM Desain dari Jepang.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi mobil prototipe. Foto: farm4.staticflickr.com
"Kami sudah sampai punya kantor 5 lantai di Tokyo. Dan terus kita bolak bali mengeceknya. Kami sudah bikin desain, sampai ke prototipe kayu, hingga detail komponen," katanya.

Mirip Calya-Sigra

Astra bahkan sudah memberikan nama pada proyek mobil nasional ini, yaitu Astra Project X120. Hanya saja rencana ini kandas, karena krisis moneter 1998.
"Kalau tak ada krisis seharusnya kita sudah masuk jalur produksi. Saat itu, satu tahun sempat ditunda, hingga akhirnya di tahun berikutnya benar-benar ditutup," ucapnya.