Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Wuling menyebutnya sebagai Wuling Confero S ACT, singkatan dari Automatic Clutch Transmission. Ya mudahnya kopling yang diotomatiskan, sehingga untuk berganti gigi tak perlu lagi memainkan pedal paling kiri. Pabrikan menamainya sebagai kopling pintar berbentuk modul.
Mobil ini terbilang unik dan baru. Bahkan boleh dikatakan belum ada kendaraan serupa di Indonesia yang menerapkan sistem transmisi ini.
kumparan pun penasaran seperti apa rasanya. Sebab di otak kami, stigmanya adalah layaknya mengendarai motor bebek semi manual, tinggal kurangi kecepatan baru pindah gigi. Tapi sama kah hal tersebut pada Wuling Confero S ACT ini?
Cara pengoperasian
Oke untuk bentuk transmisi memang layaknya mobil manual biasa. Tapi buatan Wuling ini punya 6-percepatan, gigi mundur berada di titik yang biasanya gigi 1 berada.
Untuk menyalakannya pertama kali, ini seperti mobil matik, pedal rem harus diinjak dulu supaya memaksimalkan keamanan. Nah untuk memasukkan gigi 1 pun sama harus injak rem dulu, kemudian lepas pedal perlahan baru mobil melaju.
Selanjutnya untuk berpindah gigi bisa sambil menurunkan gas atau tetap menginjaknya. Karena ketika berpindah gigi, pergerakan tuas transmisi saat pada posisi netral, kopling langsung memutus distribusi tenaga.
Ya mirip-mirip sih dengan motor bebek, maka tak ayal Wuling Confero S ACT ini disebut 'mobil bebek' karena pengoperasian transmisinya itu.
Apa yang terjadi pada putaran mesin tinggi?
Menariknya saat gas dipacu dalam, kopling langsung memutus arus tenaga pada putaran mesin yang dianggap tinggi. Jadinya saat gas diinjak (tanpa ganti gigi), mesin akan ngeden dan kecepatan tidak bertambah.
Pada saat bersamaan akan muncul notifikasi di layar multi information display (MID) berupa perintah untuk menaikkan gigi.
Sebaliknya, saat berakselerasi pada kecepatan rendah tapi dalam posisi gigi tinggi, mobil akan endut-endutan karena rasio gigi yang kurang mampu mengejar torsi. Lalu muncul juga perintah buat menurunkan gigi.
Rasio gigi rendah bikin tangan kiri aktif
Ya memang dengan julukan mobil manual yang diotomatiskan ini tidak semerta-merta menjadikannya sebuah mobil matik sesungguhnya. Tepatnya sih semi matik atau semi manual.
Sebab kami menilai rasio giginya yang rendah. Utamanya gigi 1, akselerasinya begitu cepat, jarum takometer pun ikutan gesit berada di angka 2.500 rpm, sehingga memaksa siapa pun pengemudinya untuk mengganti gigi.
Tak jarang untuk memulai laju kami langsung mengaktifkan gigi dua dan sedikit menginjak pedal gas supaya tenaga dan torsi bisa tercapai.
Aktifkan gigi mundur
Selanjutnya untuk mundur, ada mekanisme khusus supaya tidak kecele memasukkan giginya. Maklum, posisi gigi R (Reverse) bersebelahan dengan gigi 1.
Caranya adalah dengan menarik ring ke atas yang ada pada leher transmisi, lalu geser ke R. Seketika lampu mundur menyala dan kamera belakang ikut menampilkan visibilitas ke belakang.
Sayangnya garis bantu parkirnya tak seperti kepunyaan Cortez. Pada Wuling Confero S ACT ini garisnya diam. Tapi bukan masalah besar, ada kamera dan sensor parkir saja sudah cukup.
Plus
Minus