Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Oktober 2019 lalu, PT Piaggio Indonesia (PID) meluncurkan generasi terbaru dari Vespa 300, GTS 300 Super Tech.
Selain penampilan dan fitur yang berubah, Vespa dengan mesin paling besar di Indonesia ini, kini disuntik mesin yang 100 persen baru dari model sebelumnya. PID menamai mesin ini High Performance Engine (HPE) untuk mesin terdahulu, Quasar.
Penggunaan mesin anyar ini membuat tenaga Vespa GTS 300 Super Tech melonjak: power naik 12 persen dan torsi 18 persen. Seperti apa rasanya? Beginilah catatan setelah mencoba motor ini selama 7 hari.
Karena bukan hanya mesin yang berubah. Sektor eksterior juga diperapik, meskipun cuma sebatas minor change. Ia mendapat identitas berwarna kuning, seperti shield, dasi, shock spring, dan motif pada jok.
Untuk lampu depannya sudah mengadopsi teknologi LED berbentuk bulat yang sudah otomatis menyala. Kemudian ada balutan DRL (Daytime Running Light) sebagai pemanis tambahan. Begitupun pada lampu belakang sudah menggunakan LED. Secara umum saya tak mempermasalahkan desainnya, cukup mampu mewakili sebagai Vespa yang premium.
Posisi berkendara
Tak bisa disangkal jika Vespa GTS 300 Super Tech punya bentuk yang gambot tapi terbilang kompak untuk sebuah skutik berkubikasi 300 cc. Untuk ketinggian joknya punya ukuran setinggi 790 mm.
Secara dimensi, Vespa GTS 300 Super Tech punya panjang 1.950 mm dan tinggi 755 mm, dan memiliki wheelbase (jarak sumbu roda) 1.375 mm. Bisa diyakini memang ukurannya tubuhnya terlihat besar untuk skutik di kelasnya. Dengan postur tinggi dibawah 170 cm haruslah bersabar, dipastikan telapak kaki tak akan menginjak tanah dengan sempurna.
Di unit yang saya coba ini sudah mendapatkan ubahan bentuk jok berjenis single seat. Model jok ini pun dijual resmi oleh PID. Sayangnya, saya kurang menikmati bentuk dan kontur joknya. Dengan postur tinggi saya 172 cm kaki belum bisa menapak sempurna di permukaan jalan.
Bicara posisi duduk, saya kategorikan nyaman. Sebab, posisi berkendara tak membungkuk dan jarak serta dimensi setang sejajar dengan tubuh membuat gerak tangan lebih bebas dan leluasa.
Jujur saja, saya tak mengalami pegal saat mengendarai, hanya saja memang harus terbiasa dengan posisi kaki yang menjinjit ketika motor harus berhenti. Menyiasatinya dengan menaikkan satu kaki ke deck, memiringkan bokong, lalu kaki yang satunya bisa menapak dengan sempurna.
Fitur
Khusus untuk panel instrumen, tampilannya benar-benar memanjakan mata dengan teknologi layar TFT (Thin Film Transistor) yang warna layar negatif kebiruan dengan ukuran 4,3 inci.
Saat berkendara, saya mencoba menggunakan petunjuk arah yang segala sesuatunya memang harus diatur terlebih dahulu melalui aplikasi MIA di gawai. Ketika sudah terhubung ke panel instrumen barulah keseluruhan navigasi hingga kecepatan pada motor bisa tertera pada layar canggihnya.
Tak hanya mampu menampilkan navigasi, di fitur MIA ini saya juga bisa mendengarkan musik atau berkomunikasi lewat intercom pada helm dengan sesama pengguna Vespa GTS 300 Super Tech yang lainnya.
Selebihnya di motor ini juga sudah disediakan USB Port Charging di bagasi bagian depan yang sekaligus bisa menaruh gawai dengan aman karena ruang akomodasinya yang cukup besar.
Lanjut ke fitur keamanan sudah dibekali dengan Safety & Security Anti-Theft Immobilizer, pengereman dual abs (depan dan belakang), kontrol traksi yang dinamai Vespa sebagai Anti Slip Regulation (ASR) sampai sensor kemiringan kendaraan (Tilt Sensor).
Handling dan suspensi
Ketika motor melaju, handlingnya boleh dibilang stabil dan 'nurut'. Rasanya mudah dikendalikan dalam kondisi jalan lancar maupun bermanuver di jalan padat dalam kecepatan rendah. Hanya saja, jika Anda baru mengendarai Vespa memang butuh adaptasi singkat. Iya, sensasi berkendaranya memang berbeda dengan motor matik merek Jepang.
Sebagai catatan, gejala motor goyang ketika menemui jalan berpasir sangat terasa. Ya, ketika motor dibawa pada kecepatan rendah gejala ban seperti tergelincir benar-benar tak bisa dihindarkan.
Namun karena adanya fitur ASR, saya dibuat percaya diri. Bicara sedikit mekanisme kerjanya, ASR akan membaca gejala slip pada ban dan secara otomatis ECU akan memerintahkan untuk memutus tenaga mesin.
Urusan suspensi harus saya berikan dua jempol. Vespa GTS 300 Super Tech jadi model Vespa dengan karakter peredam yang sangat baik. Contohnya ketika harus melewati jalan bergelombang dengan kecepatan sedikit tinggi pun terasa nyaman saja.
Suspensi belakangnya dibekali dengan empat tingkat setelan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, berat badan, dan kondisi jalan. Sementara untuk haluan depan mengadopsi suspensi pegas spiral dengan peredam kejut hidrolik tunggal.
Performa mesin
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, GTS 300 Super Tech disuntik mesin baru dengan kapasitas 278,3 cc, 4 tak, satu silinder, 4 klep, berpendingin cairan, dan berpengabut injeksi.
Di atas kertas motor ini mampu menghembuskan tenaga maksimal 23 daya kuda (dk) pada 8,250 rpm dan torsi puncak 26 Nm pada 5.250 rpm. Output tersebut disalurkan lewat transmisi otomatis CVT (Continuously Variable Transmission). Untuk kelas motor matik, daya yang dihasilkan bisa dibilang cukup padat.
Pertama kali memutar tuas gas, impresi yang saya dapat adalah motor ini bertenaga. Ya, rasanya seperti tenaga selalu terisi di setiap putaran mesin. Urusan stop and go tak menjadi masalah, motor terbilang responsif meski bobotnya memang cukup berat.
Seperti contohnya ketika saya harus melibas jalanan menanjak, motor ini seperti tak pernah kehilangan nafas, tenaga dan torsi seperti tersedia setiap saat. Hanya saja, jika salah mengambil awalan menanjak, harus diakui butuh effort, tak kekurangan tenaga tapi rasanya seperti motor terasa sedikit berat. Kuncinya harus pintar menjaga torsi!
Minusnya adalah suara yang cukup bising dari kipas radiator yang sering kali berputar. Memang suhu panas tak merambat jauh bagian tubuh pengendara, tapi bagi saya ini cukup mengganggu.
Konsumsi BBM
Untuk hal ini, GTS 300 saya kategorikan punya efisiensi bahan bakar yang cukup irit. Di panel instrumen rata konsumsi BBM mencatatkan 25-26 km per liter dengan mode berkendara campuran: kadang ngebut dan juga pelan.
Kesimpulan
Bisa dikatakan Vespa GTS 300 Super Tech nyaman dikendarai pada berbagai kondisi jalan, seperti jalan berkarakter rata stop and go atau digunakan untuk kegiatan touring. Melibas trek lurus, tanjakan atau turunan pun tak ada masalah, terlebih ketika digunakan di kondisi jalan bergelombang motor masih dikategorikan cukup nyaman.
Menyoal kenyamanan dan keamanan, menggunakan Vespa GTS 300 sebagai kendaraan harian, tak membuat badan merasakan pegal berlebih. Apalagi didukung fitur dual ABS dan ASRnya yang cukup membuat percaya diri ketika motor digeber dalam kecepatan tinggi. Sementara untuk handling dalam bermanuver dan berakselerasi, nilainya positif.
Dengan banderol Rp 152,9 juta OTR Jakarta, sepertinya motor ini cocok bagi Anda yang berkantong tebal. Ya, melihat fitur canggih dan performa mesin, GTS 300 Super Tech layak masuk ke dalam daftar skutik premium Anda.
Bagaimana, Anda tertarik meminang motor ini?
Galeri foto: