Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Konsep ban tanpa udara untuk kendaraan sudah dikembangkan hampir dua dekade terakhir. Salah satu produsen ban seperti Toyo Tires, juga tak ingin ketinggalan dan memperkenalkan konsep ban tanpa udaranya.
ADVERTISEMENT
Melansir dari motortrend.com, percepatan pertumbuhan kendaraan elektrifikasi di pasaran, membuat jenama asal Jepang tersebut mulai mendorong pengembangan teknologi ban tanpa udara yang mereka sebut ‘noair’.
Pengembangan ban tanpa udara tersebut sudah jelas untuk pemenuhan kebutuhan ban yang lebih efisien untuk kendaraan listrik.
Menurut sumber, ban tanpa udara banyak menawarkan keuntungan untuk industri otomotif dalam skala besar. Misal, tentunya ban yang tidak pernah kekurangan udara, tidak akan kempes meski bocor, dan tetap nyaman digunakan layaknya ban biasa.
Ban tanpa udara juga dinilai bebas perawatan, sehingga ban seperti ini dapat meningkatkan nilai efisiensi penggunaan energi atau bahan bakar pada kendaraan elektrifikasi maupun kendaraan mesin pembakar internal (ICE).
Selain itu, tidak seperti jenis ban sepeda yang menggunakan busa atau karet padat sebagai konstruksi dasar dari ban itu sendiri. Ban tanpa udara lebih menggunakan komposit plastik dan fiberglass sebagai struktur ban yang mengganti fungsi peran udara pada ban biasa.
ADVERTISEMENT
Dengan struktur rancang bangun seperti itu, menurut Toyo Tires, membuat ban tanpa udara ini menggunakan lebih sedikit material karet.
Berbicara soal ban yang tepat untuk kendaraan elektrifikasi, Toyo Tires menambahkan, pentingnya ban yang memiliki sifat konsisten. Bisa dibilang tidak banyak berubah bentuk, seperti contohnya pada ban konvensional yang dapat kempes saat kekurangan udara.
Hal tersebut tentu berkaitan dengan tingkat efisiensi lebih tinggi yang ingin dicapai pada sebuah kendaraan elektrifikasi yang menggunakan baterai dan motor listrik sebagai pengganti mesin ICE.
“Saat ban kehilangan udara, ban menjadi rata dan lebih banyak tapak yang menyentuh permukaan jalan. Tapak ban yang semakin lebar tentu menciptakan banyak traksi, terutama untuk mobil performa tinggi. Namun, ini juga dapat menciptakan resistensi rotasi yang tinggi,” sebut Toyo Tires.
ADVERTISEMENT
Resistensi rotasi ban yang tinggi dapat menurunkan efisiensi penggunaan energi secara drastis. Hasil studi dari Departemen Energi AS menyebut 4-11 persen energi pada kendaraan ICE dipakai untuk mengatasi resistensi rotasi ban tersebut.
Sementara untuk kendaraan listrik, angkanya lebih besar lagi yakni 25 persen. Artinya, ban tanpa udara menjadi komponen penting sekaligus menjadi jawaban atas permasalahan tersebut.
Ke depannya kendaraan listrik juga diprediksikan akan hadir lebih banyak model dan varian, yang berarti kemungkinan akan adanya mobil listrik dengan dimensi dan bobot yang lebih besar, membuat pabrikan ban perlu mengembangkan lebih jauh ban tanpa udara, dalam hal ini soal daya tahannya.
“Jika produsen dapat mengetahui cara membuat ban lebih tahan lama dan kompatibel dengan kendaraan listrik, maka tingkat efisiensi dan daya jelajahnya akan semakin tinggi. Mengacu pada Departemen Energi AS, hanya dengan pengurangan resistensi rotasi sebesar 10 persen, bisa dapat tingkat efisiensi sebesar 3 persen,” jelas Toyo Tires.
ADVERTISEMENT
Sebagai tambahan, Toyo Tires mengungkapkan, ban tanpa udara juga dinilai lebih ramah lingkungan. Karena penggunaan material karet yang lebih sedikit, ban tanpa udara ini juga sejalan dengan target netral karbon Toyo Tires.
Penggunaan material resin termoplastik juga dinilai lebih mudah untuk didaur ulang. Tetapi, khusus yang satu ini Toyo Tires menyebut pihaknya perlu pengembangan lebih dalam, selain itu mereka juga tengah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung seperti pabrik produksi.
***