Truk Ekspedisi Dinilai Cocok Gunakan Hidrogen

15 April 2025 12:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk hidrogen Toyota. dok. Toyota
zoom-in-whitePerbesar
Truk hidrogen Toyota. dok. Toyota
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan teknologi kendaraan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) atau hidrogen tak cuma ideal di mobil penumpang. Truk lintas wilayah dengan jarak tempuh jauh, juga dinilai cocok mengadopsi teknologi ramah lingkungan tanpa emisi karbon tersebut.
ADVERTISEMENT
Konteks pernyataan di atas bila dibandingkan dengan truk listrik. Saat ini bobot satu 'paket' baterai truk listrik bisa sekitar setengah ton, tinggal dihitung berapa paket baterai yang digendong. Business Insider bahkan melaporkan bahwa hampir seperempat dari berat total truk berasa dari baterai.
Hal ini sudah barang tentu akan berdampak pada penentuan daya angkut yang lebih sedikit, sehingga ujung-ujungnya menentukan laba perusahaan dan biaya operasional.
Truk hidrogen Toyota. dok. Toyota
Maka dari itu menurut Engineering Management Division PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Indra Chandra Setiawan, dari segi keekonomisan operasional akan lebih menguntungkan jenis truk hidrogen.
"Truk heavy duty kalau bobotnya 10 ton, baterainya 2 ton, kapasitas angkutnya 8 ton. Ini setiap pengusaha pasti nggak mau. Sementara FCEV paling tambah sekitar 500 kilogram, jadi masih ada tambahan sisa untuk bawa barang," katanya di TMMIN Karawang Plant, Senin (14/4/2025).
ADVERTISEMENT
Namun hal ini berlaku untuk perusahaan angkutan barang dengan rute perjalanan yang konsisten, dan pada titik tujuan maupun keberangkatan asal memiliki stasiun pengisian hidrogen atau point to point agar benefit ekonomis dan transisi energi bersih dapat terjadi.
Hino Indonesia luncurkan produk baru dengan mesin standar Euro 4, Rabu (9/3). Foto: Sena Pratama/kumparan
Penggunaan truk hidrogen bahkan pernah didemonstrasikan oleh Toyota di Thailand pada 2023 lalu. Yang lebih menarik adalah sumbernya yang berasal dari kotoran hewan atau limbah organik (biomassa). Pengolahannya dilakukan perusahaan Charoen Phokpand.
Selain itu kendaraan hidrogen menjanjikan berbagai benefit seperti kendaraan listrik umumnya, mulai dari kesenyapan kabin, akselerasi instan, pengisian hidrogen yang cepat 3-5 menit tergantung kapasitas tangki, tanpa emisi, dan paling utama adalah daya tempuhnya yang jauh.
"Makanya sistem fuel cell ini prioritasnya lebih ke arah heavy duty yang berat-berat atau jarak jauh," timpal Peneliti Teknik Elektrokimia Intsitut Teknologi Bandung (ITB) Hary Devianto.
Wujud Truk Volvo FM Electric yang baru diperkenalkan di Indonesia. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Adapun secara global Toyota telah menggandeng Hino menggarap truk hidrogen yang teknologi fuel cell stack-nya diambil dari generasi terbaru Toyota Mirai. Dalam sekali pengisian tangki penuh bisa menjangkau jarak hingga 600 kilometer.
ADVERTISEMENT
Pengembangan di sektor kendaraan komersial ini akan membantu mencapai rencana Toyota dan Hino untuk mengurangi emisi karbon hingga 90 persen pada 2050. Memberikan manfaat lingkungan yang signifikan untuk berbagai jenis transportasi.
Sementara itu di Indonesia, adopsi hidrogen di sektor transportasi masih menemui tantangan, utamanya pada aspek regulasi dan perizinan dalam hal ini teknis terkait penyimpanan (storage) dan pemanfaatannya di berbagai sektor.
"Teknologi baru pasti investasi baru, mungkin di beberapa negara ada mekanisme investasi capex-nya disubsidi. Tapi di Indonesia fossil fuel disubsidi juga. Ini yang secara kebijakan energi harus seimbang bagaimana kedua energi ini bisa saling diberikan kesempatan yang sama," pungkasnya.
***
kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 akan digelar pada Selasa, 6 Mei 2025, di MGP Space, SCBD Park.
ADVERTISEMENT
Forum diskusi ini menghadirkan para pemangku kepentingan, termasuk pemimpin industri, profesional, dan perwakilan pemerintah, untuk berdiskusi serta berbagi wawasan mengenai masa depan industri otomotif berkelanjutan. Daftar sekarang di: kum.pr/nev2025.