Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Berbekal sebuah die-cast skala 1:8, Wahyu Pamungkas atau yang biasa disapa Yudhi, mengawali perjalanan barunya di dunia builder dan restorasi mobil klasik.
Yudhi, yang telah dikenal dengan restorasi dan replika VW Dakota, pada tahun 2016 mengamini permintaan seorang konsumen dari Jerman. Ia diminta membuat sebuah mobil klasik legendaris: Porsche 356b Abarth Carrera GT dengan kerangka dan body aluminium.
“Saat itu saya bilang, apa sih yang enggak bisa,” cerita Yudhi kepada kumparan.
Bermodal pengalamannya selama merestorasi dan produksi replika VW Dakota, Yudhi pun mulai mempelajari penggunaan alat moulding untuk aluminium, termasuk english wheel dan bead roller.
Pelbagai referensi dari internet ia santap. Yudhi pun tak segan mencuri ilmu dari builder-builder lain soal karakteristik aluminium.
Maklum, ketimbang plat galvanil, karakter aluminium lebih lentur dan fleksibel. “Kalau salah sedikit saja, harus mengulang dari awal dan itu menjadi tantangan bagi saya,” beber pria yang telah membuka bengkel restorasi sejak 1998 tersebut.
Namun, sulitnya menguasai aluminium menjadi sebuah investasi bagi Yudhi. Sebab, potensi penggunaan bahan ini jauh lebih besar ketimbang galvanil. Apalagi, bahan baku aluminium berlimpah di Indonesia.
Tantangan lain muncul, Porsche 356b Abarth Carrera GT merupakan barang langka. Di dunia, jumlahnya cuma ada 21 unit saja.
Tak kehilangan akal, Yudhi memanfaatkan die-cast skala 1:8. Dari sini, ia mulai mempreteli menjadi bagian-bagian untuk kemudian ditiru dan dibuat semirip mungkin dengan aslinya.
“Memang susah mengukur skala antara kanan dan kiri, lekukannya, kemiringannya. Jadi memang tidak bisa 100 persen sama antara die-cast dengan aslinya. Ada beberapa sisi yang kita geser 1 sampai 2 mili,” papar Yudhi.
Porsche 356b Abarth Carrera GT ini dibangun menggunakan sasis model 356c. Sementara bodinya, 100 persen menggunakan aluminium.
Proyek ‘perjudian’ selama 1 tahun 6 bulan itu berhasil dirinya selesaikan. Hasilnya, boleh dibilang tidak mengecewakan. Karyanya pun menuai sorotan dan banjir publikasi.
Replika 356b Abarth Carrera GT aluminium ini menjadi peluang bisnis baru. Sejumlah konsumen --baik dari dalam atau luar negeri-- mulai tertarik menggarap Porsche klasik menggunakan bahan tersebut.
“Dalam 2 tahun terakhir ini, saya fokus ke aluminium. Nah dari pengembangan divisi baru itu, responsnya bagus. Bahkan, yang waiting list aluminium ini banyak juga,” ujar bapak tiga orang putera ini.
Konsumen pun harus rela antre hingga 2 tahun untuk mendapatkan Porsche aluminium ini.
Bagaimana, Anda berminat?
Galeri Foto: