Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Adit Kurniawan tersenyum bahagia saat motor kesayangannya sukses dirombak jadi Cafe Racer ber-fairing. Bukan proyek iseng, motor ini digarap sebagai bentuk cinta terhadap mendiang adik tercinta.
"Awalnya motor ini bukan dicat warna putih, tadinya ingin dicat warna merah full. Cuma waktu motor ini bengkel, enggak lama adik gue sakit kemudian meninggal. Terpikirlah sama gue untuk cat warna putih dan dedikasiin untuk Adisty, adik gue tercinta," buka Adit saat berbincang dengan kumparan.
Motor yang sempat menyabet juara tiga di ajang Suryanation Motorland Battle Tangerang beberapa waktu lalu ini memang tampil anggun namun tetap agresif. Ide dasarnya, Adit mengambil dari Triumph Thruxton 900 milik Omesh.
"Jadi ceritanya sebelum masuk ke bengkel, motor ini memang udah ngebentuk jadi motor kustom, modelnya mengarah ke Brat Cafe gitu. Cuma waktu itu lihat motor Omesh di Senayan, pas dilihat langsung mikir kayaknya keren juga nih kalo diaplikasikan ke motor gue," lanjutnya.
Builder di balik motor ini adalah Yustinus Erwan Santoso dari bengkel modifikasi Insan Motor, Bekasi, Jawa Barat.
"Sebelum masuk ke bengkel, motor ini memang sudah kena modif Cafe Racer tanpa fairing, bondol lah istilahnya. Di sini saya coba sempurnakan dan turutin permintaan dia (owner)," kata Iyus sapaan karibnya kepada kumparan.
Bicara kustomisasi pada Yamaha Scorpio lansiran 2015 ini, Iyus melakukan ubahan menyeluruh pada bagian body. Nah biar makin selaras dengan permintaan Adit, ia turut mengubah bentuk rangka pada bagian tengah sampai belakang agar aura Cafe Racer-nya makin terpancar.
"Full body saya ganti terus ubah rangka lagi. Jadi subframe ke belakang (ubahannya), intinya dari tangki ke arah belakang ganti dan bikin baru lagi. Utamanya juga untuk nyesuaian sama body biar presisi," katanya
Sasis model standar, lanjut Iyus, tak terlalu cocok jika memaksa diaplikasikan pada model motor Cafe Racer. Menurutnya, untuk sasis bagian tengah sampai belakang harus dibuat merata.
"Kalau rangka aslinya itu agak nungging, kemudian subframe-nya juga dibuat lurus dan tempat box berbentuk segitiga itu kita potong juga," paparnya.
Agar terlihat lebih kekar, suspensi depan miliki Yamaha Byson didaulat jadi pengawal redaman depan. Musababnya suspensi bawaan Yamaha Scorpio hanya berdiameter 33 mm sedangkan Yamaha Byson 41 mm.
Karena tak puas dengan model ayun standar yang mengotak, ia coba berkreasi dengan membuat swing arm bermodel bulat. Hasilnya Cafe Racer ini tampil lebih nyentrik.
"Untuk body kita pakai plat galvanis dengan ketebalan 1,2 mm. Alasannya biar lebih kekar karena dia tebal kan, lebih gampang dibentuk. Kalau yang tipis kadang-kadang kurang kuat," jelasnya.
Biar makin klasik, tromol depan dan belakang juga mengalami ubahan. Di sini Insan coba menggunakan replika dari Yamaha SR400. Untuk tromol bagian belakang menggunakan merek Fortuin dengan diameter 27 mm.
Untuk proses body painting, Adit mempercayakan pada bengkel painting Hantu Laut Kustom di bilangan Jakarta Selatan. Mengambil material cat Sikkens & Blinken hasilnya motor ini memunculkan efek tiga dimensi di beberapa bagian bodi.
Terakhir bicara mahar pengerjaan, Iyus mematok Rp 25-30 juta dengan total waktu menggarap dua sampai dengan tiga bulan tergantung antrean konsumen yang lain. Iyus juga mengaku dari rampungnya cafe racer ini, banyak konsumen menyatakan ketertarikan memiliki Cafe Racer ber-fairing.
"Banyak banget yang mau bikin seperti itu, tapi saya coba buat pembeda di setiap motornya. Bosen saja kan kalau bikin yang sama, biar jadi ciri khas masing-masing owner juga," papar Iyus.
Data lengkap spesifikasi dan galeri foto: