Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Arkeolog Mesir menemukan 13 mumi kuno dengan lidah dan kuku emas di sebuah pemakaman di situs Oxyrhynchus.
ADVERTISEMENT
Menurut Egyptian Ministry of Tourism and Antiquities, tim menemukan benda-benda tersebut saat menggali ke dasar terowongan pemakaman, yang memperlihatkan aula dengan tiga ruang berisi puluhan mumi . Sisa-sisa jasad manusia ini berasal dari periode Ptolemeus sekitar 304 hingga 30 SM, masa ketika sebuah dinasti dari keturunan salah satu jenderal Alexander Agung memerintah Mesir.
Sebelumnya, para arkeolog menemukan 16 lidah emas di Oxyrhynchus. Bangsa Mesir kuno memasukkan lidah emas ke makam mumi dengan tujuan membantu orang meninggal berbicara di akhirat. Mereka percaya emas adalah daging para dewa.
“Jumlah lidah emas di sini sangat banyak, menarik,” kata Salima Ikram, profesor Egyptology di American University di Kairo yang tidak terlibat dalam penggalian sebagaimana dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT
“Mungkin saja mayat-mayat itu milik kaum elit terkait dengan kuil dan pemujaan hewan yang berkembang biak di daerah itu. Mungkin saja lidah emas menjadi tren untuk rumah pembalseman di daerah itu.”
Selama penggalian terakhir, arkeolog menemukan 29 amulet berisi mumi. Beberapa amulet berbentuk kumbang scarab. Ini karena orang Mesir kuno mengaitkan scarab dengan pergerakan Matahari di langit. Amulet lainnya berbentuk dewi-dewi Mesir, termasuk Horus, Thoth, dan Isis. Beberapa di antaranya memiliki bentuk menggabungkan beberapa dewa menjadi satu.
Penggalian tersebut juga mengungkap lukisan dinding, salah satunya menggambarkan pemilik makam bernama Wen-Nefer yang tampak ditemani oleh beberapa dewa Mesir. Lukisan lain yang disematkan di langit-langit makam menggambarkan dewi langit Nut yang dikelilingi oleh bintang-bintang. Ada juga lukisan perahu yang memiliki banyak dewa.
ADVERTISEMENT
“Mengenai lukisan-lukisan ini, kualitasnya sungguh luar biasa dan kecerahan warnanya sungguh menakjubkan,” kata Francesco Tiradritti, seorang Egyptologist di D’Annunzio University of Chieti-Pescara di Italia, yang tidak terlibat dalam penggalian.