Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Arkeolog Temukan Rumah Misterius di Kota Hantu Utah, Diduga Milik Orang China
7 November 2021 17:25 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Para arkeolog berhasil menemukan sebuah rumah yang diduga milik pekerja asal China abad ke-19 di jalur kereta api lintas benua Kota Hantu Utah dalam penggalian yang dilakukan baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Rumah tersebut menjadi tempat tinggal orang China pertama yang ditemukan di jalur kereta api lintas benua. Lebih dari 11.000 imigran China diketahui membantu membangun jalur kereta api yang menghubungkan jalur Timur di lowa ke Teluk San Francisco.
Namun, menurut Christopher Merritt, petugas pelestarian sejarah negara bagian di Utah Division of State History, hanya sedikit catatan sejarah yang menjelaskan bahwa para pekerja China terlibat dalam pembangunan jalur kereta.
Kota Hantu
Kota Terrace terletak di barat laut Utah, di mana di sana telah terjadi pembangunan rel kereta api pada tahun 1860-an. Kota itu menjadi tempat merawat kereta api, dihuni oleh 500 orang atau lebih sebelum akhirnya ditinggalkan.
Kebakaran di awal 1900-an, melenyapkan sebagian besar jalur utama kota. Namun, artefak-artefak masih bisa ditemukan karena berserakan di tanah. Penjarahan dan vandalisme menjadi masalah utama. Padahal menurut peneliti artefak tersebut sangat penting karena bisa menjadi jejak sejarah perkembangan kota. Oleh karena itu, arkeolog memutuskan untuk mempelajari dan melindungi situs tersebut.
ADVERTISEMENT
Bekerja sama dengan Asosiasi Keturunan Pekerja Kereta Api China yang berbasis di Utah, tim melakukan dua penggalian di situs tersebut. Hasilnya, mereka berhasil menemukan 10.000 hingga 20.000 artefak yang terawetkan alami oleh cuaca gurun yang kering. Barang-barang ini mengungkapkan sesuatu yang tidak ada di peta manapun: lokasi Pecinan Terrace.
Berdasarkan artefak tersebut peneliti bisa mengetahui di mana para pekerja China tinggal. Beberapa artefak yang ditemukan seperti koin, potongan alat permainan, pecahan mangkuk porselen China, dan periuk yang digunakan untuk menyimpan kecap dan cuka. Arkeolog bahkan menemukan biji melon, kulit kacang, dan kurma China yang diawetkan.
Sensus 1870 mencatat, ada 56 pekerja China yang tinggal di pusat kota Terrace. Namun, catatan sensus penduduk kerap mengesampingkan kelompok minoritas dan imigran. Ada kemungkinan jumlah orang China yang tinggal di kota lebih dari 100 orang. Tidak ada persyaratan khusus antara pekerja dan penduduk kulit putih di sana, tapi diskriminasi dan rasisme membuat kelompok ini terpisah.
ADVERTISEMENT
Orang-orang China itu juga diduga menjalankan bisnis di pusat kota. Meski belum jelas bisnis apa yang mereka lakukan. Peneliti hanya menemukan minuman keras China, periuk dan porselen di sebuah bangunan yang diduga digunakan sebagai toko kelontong, binatu atau restoran.
“Kami belum tahu jawabannya, tapi setidaknya sekarang kami memiliki satu titik pasti bahwa ada kehadiran orang Cina di jalan utama di Terrace ini," kata Merritt sebagaimana dikutip Live Science.
Sekarang, para peneliti berencana menganalisis lebih lanjut artefak yang ditemukan di situs, berharap dapat memberi informasi lebih dalam tentang cerita para pekerja yang membuat jalur kereta api lintas benua.