Arktik Makin Panas, Beruang Kutub Jadi Gampang Sakit

29 Oktober 2024 9:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seekor beruang kutub terlihat di atas es yang mengapung di Selat Inggris di kepulauan Franz Josef Land, Rusia. Foto: Ekaterina ANISIMOVA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seekor beruang kutub terlihat di atas es yang mengapung di Selat Inggris di kepulauan Franz Josef Land, Rusia. Foto: Ekaterina ANISIMOVA/AFP
ADVERTISEMENT
Beruang kutub saat ini lebih rentan terinfeksi virus, bakteri, dan parasit dibandingkan beruang kutub yang hidup pada 30 tahun yang lalu. Mereka kini semakin mudah sakit, seiring dengan semakin panasnya Arktik.
ADVERTISEMENT
Sebuah riset baru mengungkap petunjuk tentang bagaimana penyakit beruang kutub memiliki kaitan dengan hilangnya es di Arktik. Sekelompok ilmuwan memeriksa sampel darah dari beruang di Laut Chukchi, yang berada di antara Alaska dan Rusia.
Para peneliti menganalisis sampel yang dikumpulkan antara 1987 hingga 1994, lalu mengumpulkan dan meneliti sampel tiga dekade kemudian, sekitar 2008 sampai 2017. Hasilnya, sebagian besar sampel darah terbaru ditemukan mengandung sinyal kimia bahwa beruang telah terinfeksi salah satu dari lima virus, bakteri, atau parasit.
Penemuan ini sudah dicatat dalam jurnal ilmiah PLOS One, yang terbit pada 23 Oktober 2024 lalu.
Gunung es terlihat di Samudra Arktik di lepas kepulauan Franz Josef Land pada 16 Agustus 2021. Foto: Ekaterina ANISIMOVA/AFP
Sulit untuk mengetahui bagaimana kesehatan fisik beruang terpengaruh hanya dari sampel darah. Namun, ahli biologi satwa liar dari Survei Geologi AS, Karyn Rode, meyakini sampel itu menunjukkan ada sesuatu yang berubah di seluruh ekosistem Arktik.
ADVERTISEMENT
Tim periset sendiri menguji total enam patogen berbeda, terutama virus, bakteri, atau parasit yang terkait dengan hewan darat dan pernah tercatat pada spesies laut yang diburu beruang kutub. Penelitian ini mencakup tiga dekade ketika es laut menghilang secara substansial dan terjadi peningkatan penggunaan lahan pada populasi beruang kutub.
"Jadi kami ingin mengetahui apakah paparannya telah berubah -terutama untuk beberapa patogen yang kami perkirakan utamanya berorienstasi pada daratan," ujar Rode, dikutip dari BBC.
Patogen sendiri sebutan kolektif untuk agen penyebab penyakit. Ada lima patogen yang semakin umum ditemukan pada beruang kutub, yakni dua parasit penyebab toksoplasmosis dan neosporosis, dua bakteri penyebab tularemia (demam kelinci) dan brucellosis, serta virus penyebab distemper anjing.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Beruang Kutub. Foto: Shuterstock
Di AS, beruang kutub masuk kategori spesies yang terancam punah. Ancaman terbesar bagi mereka di masa depan adalah hilangnya habitat es laut, yang menjadi tempat landasan bagi beruang untuk menerkam mangsa lautnya, secara terus-menerus.
Kondisi ini semakin diperparah dengan temuan penelitian sebelumnya, yang menyebut beruang kesulitan mendapatkan cukup kalori. Penyebabnya karena beruang kini lebih banyak menghabiskan sebagian besar waktunya di daratan daripada es laut yang telah banyak menghilang.
"Studi kami menunjukkan bahwa mereka (beruang kutub) mendapatkan paparan beberapa patogen, terutama melalui spesies mangsanya. Jadi, apa yang kami lihat sebagai perubahan dalam paparan patogen pada beruang kutub merupakan indikasi perubahan yang juga dialami oleh spesies lain," pungkas Rode.