Asteroid Terbesar yang Pernah Tabrak Bumi dan Dampaknya

18 Oktober 2022 13:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi asteroid. Foto: Oliver Denker/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asteroid. Foto: Oliver Denker/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu tersiar isu asteroid raksasa bakal menghantam Bumi pada 22 Oktober 2022. Rumor tersebut ramai dibicarakan di media sosial dan beberapa orang menyebut dampak dari tabrakan itu akan menyebabkan ledakan besar hingga memicu terjadinya cuaca ekstrem dan tsunami.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut sudah dipastikan hoaks. Periset dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, menjelaskan asteroid hanya akan melintas dekat Bumi pada pada 22 Oktober 2022 nanti, bukan menabrak seperti informasi bohong yang beredar saat ini.
"Bukan menabrak atau jatuh ke Bumi," katanya, seperti dikutip kumparan dari Instagram resmi BRIN, Senin (17/10).
Nama benda luar angkasa itu adalah Asteroid 2022 RB5 dan baru teramati pada 15 September lalu. Jaraknya sekitar 5 juta kilometer dari Bumi dengan laju 19.152 km/jam.
Terlepas dari kabar hoaks tersebut, asteroid raksasa memang pernah menghantam Bumi, baik di zaman prasejarah maupun di zaman modern. Dari beberapa asteroid yang pernah menghantam Bumi, salah satunya adalah Asteroid Chicxulub pada zaman dinosaurus dan serpihan meteor yang jatuh di Chelyabinsk, Rusia, pada zaman modern.
ADVERTISEMENT

Asteroid Chicxulub

Ilustrasi dinosaurus dihantam hujan asteroid. Foto: Shutterstock
Ini terjadi sekitar 66 juta tahun lalu tepatnya pada zaman dinosaurus. Sebuah asteroid raksasa yang dijuluki asteroid Chicxulub berukuran 14 km pernah menghantam Bumi, meluncur dengan kecepatan mencapai 43.500 km per jam atau setara 35 kali kecepatan suara.
Saat meteor menghantam tanah, suhu permukaan Bumi melonjak. Banyak hewan yang tidak punya tempat untuk melarikan diri. Dampak dari hantaman menyebabkan gempa Bumi besar dan memicu letusan gunung berapi ribuan km dari lokasi tabrakan. Itu juga memicu serangkaian efek mengerikan, membuat debu berterbangan sehingga langit menjadi gelap gulita. Saat matahari tenggelam, suhu turun dan kondisi menjadi dingin.
Ketika matahari muncul kembali, tanaman yang masih hidup berjuang untuk tumbuh, sementara organisme yang bergantung pada tanaman mengalami kelaparan. Selain itu, panas ekstrem yang dikeluarkan asteroid juga mampu menghancurkan bebatuan kaya belerang sehingga menyebabkan hujan asam mematikan, dan dingin ekstrem yang terjadi secara global berlangsung dengan sangat lama.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sebuah studi simulasi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan di University of Michigan menyebutkan benturan asteroid Chicxulub yang maha dahsyat itu telah menyebabkan tsunami raksasa setinggi 4,5 km. Gelombangnya mampu menyebar ke seluruh dunia hanya dalam waktu 48 jam.
Hasil simulasi mereka juga menemukan energi awal dari tsunami tersebut mencapai 30.000 kali lebih besar dari energi yang dikeluarkan tsunami Aceh pada Desember 2004 yang menewaskan lebih dari 230.000 orang. Hantaman asteroid ini menciptakan kawah Chicxulub selebar 100 km.
Dalam peristiwa itu setidaknya tiga perempat tumbuhan dan hewan di Bumi mati, termasuk dinosaurus, kecuali beberapa spesies yang merupakan nenek moyang burung modern.

Chelyabinsk, Rusia

ADVERTISEMENT
Sebuah asteroid yang ukurannya jauh lebih kecil dari asteroid Chicxulub pernah tercatat menghantam Bumi di era modern.
Pada 2013, pukul 09.20 waktu setempat, sebuah asteroid Apollo berukuran 20 meter memasuki atmosfer Bumi. Batu raksasa itu kemudian berubah menjadi bola api dan melesat dengan kecepatan 22 kilometer per detik. Titik koordinatnya berada di atas langit kota Chelyabinsk, Rusia.
Kekuatan ledakan diperkirakan mencapai 400 hingga 600 kiloton TNT. Mampu menghancurkan 3.600 jendela apartemen dan membuat sejumlah tembok pabrik roboh. Sekitar 1.200 orang lebih harus dirawat di rumah sakit akibat terkena serpihan kaca, ada juga yang mengalami luka bakar.
Peristiwa itu kemudian disebut sebagai ledakan meteor Chelyabinsk dan menjadi ledakan meteor terdahsyat kedua yang terjadi di era modern.
ADVERTISEMENT

Tunguska, Rusia

Lokasi meteor jatuh di Tunguska, Rusia. Foto: commons.wikimedia.org
Adapun ledakan meteor terdahsyat yang pernah menghantam Bumi di era modern terjadi di Tunguska, Rusia. Sebuah bola api besar melesat dengan kecepatan 15 kilometer per detik pada 30 Juni 1908. Kemudian ia meledak di atas sungai Podkamennaya Tunguska di Siberia di tempat yang sekarang dikenal dengan sebutan Krasnoyarsk Krai, Rusia.
Ledakan yang sangat besar itu meratakan hutan seluas 2.150 kilometer persegi dan menumbangkan sekitar 80 juta pohon. Kekuatan ledakan juga membuat tanah bergetar.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ledakan lantaran kawasan di sekitar merupakan hutan raya. Menurut para peneliti Rusia, meteorit yang jatuh di Tunguska diperkirakan memiliki diameter 100 hingga 200 meter.
Sebenarnya ada beberapa asteroid raksasa lain yang pernah menabrak Bumi, salah satunya adalah asteroid Vredefort yang terjadi miliaran tahun lalu. Hantaman asteroid ini, menurut peneliti, lebih dahsyat dari pada asteroid yang memusnahkan dinosaurus. Adapun jejak asteroid Vredefort dapat ditemukan di Afrika Selatan, yakni sebuah kawah meteor dengan diameter 250 hingga 260 km.
ADVERTISEMENT
Yang pasti, jika asteroid raksasa masuk menabrak Bumi, ini akan memberi dampak yang buruk bagi umat manusia dan makhluk lain yang hidup di Bumi. Tapi tak perlu khawatir, karena sejauh ini para peneliti bilang bahwa Bumi masih aman dari hantaman benda luar angkasa, setidaknya sampai akhir abad ini.