Banyak Orang Irlandia Hidup 100 Tahun Lebih: Ini Rahasia Pola Pikir Mereka

9 Desember 2024 10:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lansia di pesawat. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lansia di pesawat. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Sebuah studi baru tentang orang-orang Irlandia yang bisa hidup lebih dari 100 tahun memberikan gambaran menarik tentang pola pikir atau mindset mereka dalam menjalani kehidupan. Para ilmuwan yang menerbitkan penelitian mereka di Journal of Ageing Studies dan menitikberatkan penelitian mereka pada faktor psikologis dan sosial.
ADVERTISEMENT
Kelompok orang-orang Irlandia yang kini berusia lebih dari 100 tahun, telah melalui masa Perang Saudara, Perang Dunia II, kemunculan listrik, sampai dengan melewati pandemi Covid-19. Jumlah kelompok ini di Irlandia terus tumbuh dalam 5 tahun terakhir, dari 386 orang pada tahun 2018, kemudian tumbuh jadi 736 pada 2023.
Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan studi pada 17 centenarian, atau orang yang telah hidup di atas 100 tahun. Peneliti mendapatkan wawasan berharga tentang masa kanak-kanak mereka, hubungan mereka terhadap keluarga dan teman, keyakinan agama, dan pandangan mereka terhadap gaya hidup dan penuaan.
Selama masa kanak-kanak mereka di tahun 1920-an dan 1930-an, ada kepercayaan besar bagi orang Irlandia bahwa individu akan bekerja dan berkontribusi besar pada kelangsungan hidup keluarga sejak usia muda.
ADVERTISEMENT
“Kami biasa mengambil jagung di ladang, melakukan pekerjaan sehari-hari seperti orang dewasa ketika kami masih muda — mungkin sejak usia 13 tahun,” kenang Joe, seorang petani berusia 103 tahun dari Tipperary, mengutip media Irish Independent.
Nancy (104 tahun), dari Roscommon, punya pengalaman serupa. “Saya bekerja keras di peternakan di rumah, memerah susu sapi, pergi ke rawa, dan memberi makan hewan-hewan.”
Peran penting hubungan individu terhadap keluarga merupakan tema yang dibahas dalam penelitian ini. Banyak peserta mengingat bahwa mereka diasuh dan dilindungi, dan sebagian besar mengingat masa kecil mereka dengan "cara yang sangat positif" meskipun mereka mengalami berbagai kesulitan selama "zaman penuh gejolak dalam sejarah Irlandia".
Eva (101 tahun), seorang mantan bidan dari Sligo, mengatakan bahwa dia "tidak memiliki kenangan buruk saat saya masih muda. apakah itu saja sudah cukup jadi alasan?”
ADVERTISEMENT
Para peserta juga menyampaikan tentang pentingnya memiliki komunitas yang lebih luas.
Studi tersebut menemukan bahwa para centenarian tampaknya telah mengembangkan rasa percaya diri yang kuat. “Ketergantungan tidak pernah menjadi bagian dari hidup saya; Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan sendiri sehingga Anda tidak bergantung pada siapa pun,” kata Roger (105).
Penulis penelitian, Dr. Alison Fagan, dosen di Departemen Keperawatan dan Layanan Kesehatan di Universitas Teknologi Shannon, mengatakan: “Yang menjadi sangat jelas dari wawancara tersebut adalah betapa pentingnya keterhubungan sosial bagi para centenarian. Meskipun demikian, keterhubungan ini bukanlah sesuatu yang menjadi signifikan seiring bertambahnya usia, tetapi penting sepanjang hidup mereka. Mereka sangat menekankan hubungan yang dikurasi dan dibina sejak usia muda.”
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan agama juga memupuk persahabatan dan hubungan dalam kehidupan mereka.
“Mereka menekankan hubungan yang mereka miliki dengan orang lain melalui agama, bagaimana agama membantu mereka untuk tetap terlibat, memberi mereka tujuan hidup, dan memberdayakan sifat tangguh mereka,” tambahnya.
Dr. Fagan mengatakan hasil wawancara mereka menggemakan temuan penelitian internasional lain yang melaporkan korelasi positif antara keterhubungan sosial dan kesejahteraan baik di kemudian hari maupun sepanjang rentang hidup, tidak hanya dari perspektif sosial dan psikologis, tetapi juga perspektif biologis.
Ketika memasuki masa pensiun, orang-orang yang telah resmi pensiun dari pekerjaan mengganti kehidupan sehari-hari mereka dengan kegiatan lain. Banyak yang tetap melakukan pekerjaan atau kegiatan lain seperti hobi, mengasuh anak, atau menjadi sukarelawan.
ADVERTISEMENT
“Ketika saya berhenti bertani, saya mulai membuat tongkat jalan dan tongkat gembala,” kata Tom yang berusia 100 tahun dari Roscommon. Roger mulai memancing setelah pensiun.
Studi ini juga menemukan penerimaan terhadap perubahan terkait usia.
“Sikap jujur ​​mereka terhadap penuaan dan perasaan nyaman atau 'santai' secara umum adalah ciri kepribadian yang diakui oleh hampir semua peserta,” kata para penulis.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Ageing Studies ini, juga menemukan bahwa partisipan cenderung memiliki kegemaran untuk memanfaatkan segala sesuatunya sebaik mungkin.
Secara keseluruhan, para peserta melihat ke belakang dengan sedikit penyesalan. “Jika saya bisa melakukannya lagi, saya tidak akan mengubah apa pun dan ketika saatnya tiba, saya akan meninggal dengan bahagia," kata Philip.
ADVERTISEMENT