Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Batu Hitam Luar Angkasa Diduga Meteor Jatuh di Sumatera Utara, Ini Kata LAPAN
5 Agustus 2020 9:03 WIB
ADVERTISEMENT
Pada Sabtu (1/8), warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara , dihebohkan dengan ledakan keras dari batu luar angkasa diduga meteor yang jatuh dari langit dan mengenai salah satu rumah warga bernama Josua Hutagalung (33).
ADVERTISEMENT
Cerita bermula ketika Josua yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati mendengar suara gemuruh dari langit. Warga di sana mengira bahwa suara gemuruh itu berasal dari petir. Namun, 30 menit kemudian, Josua dikagetkan dengan suara benturan keras yang menghantam atap rumahnya, diiringi dengan getaran dan dentuman.
“Saya kaget dan langsung berlari melihat apa yang terjadi, bersama istri. Setelah kami lihat ke samping rumah, atap kami bocor dan berlubang bulat. Merasa penasaran, kemudian kami memeriksa lokasi sekitar samping rumah dan kami dapati tanah sudah berlubang dengan kedalaman sekitar 15 cm atau sekitar sejengkal orang dewasa," kata Josua seperti dikutip Antara.
Josua bersama warga kemudian menggali lubang yang diduga menjadi tempat benda asing mendarat dan mendapati bongkahan batu hitam yang masih panas. Beratnya sekitar 2,2 kilogram. Anehnya, air yang ada di sekitar batu terisap hingga kering. Selain di samping rumah Josua, serpihan benda angkasa itu juga terjadi di sekitar persawahan di desa yang sama. Lokasinya sekitar 1 kilometer dari rumah Josua.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN ) mengatakan, bahwa besar dugaan batu hitam luar angkasa yang jatuh di Sumatera Utara merupakan batuan meteorit yang berasal dari luar angkasa .
“Tampaknya memang benar, itu adalah meteorit batuan. Terlihat dari bentuk dan ada bagian yang mengelupas karena efek pemanasan saat memasuki atmosfer,” kata Thomas saat dihubungi kumparan, Selasa (4/8).
Menurut Thomas, meteorit berukuran kecil yang masuk atmosfer akan sulit tertangkap radar satelit LAPAN. Maka dari itu tidak ada pergerakan benda asing yang berhasil dideteksi LAPAN pada Sabtu sore (1/8).
Thomas menjelaskan, setiap harinya ada jutaan meteor dengan berbagai ukuran yang berpapasan dengan Bumi dan beberapa di antaranya masuk ke atmosfer. Meteor sendiri umumnya dikenal sebagai “bintang jatuh”. Sering terlihat di langit malam seperti garis-garis cahaya.
ADVERTISEMENT
Mereka berasal dari puing-puing asteroid atau komet yang masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar pada kecepatan tinggi. Sebelum puing-puing ini masuk ke atmosfer, mereka dikenal sebagai meteoroid.
Sebagian besar meteor atau bola api terbakar sebelum jatuh ke tanah. Namun, jika sebuah meteor berhasil mencapai permukaan tanah, maka benda ini biasanya disebut sebagai meteorit. Ketika bola api meledak, mereka secara teknis disebut sebagai bolides. “Sebagian besar meteor jatuh di lokasi yang jauh dari pemukiman, seperti lautan, hutan, atau gurun,” kata Thomas.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.