Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kondisi yang bisa disebut incest adalah ketika suatu pasangan terdiri dari dua orang dari keluarga dekat, atau secara genetik memiliki keterikatan keluarga. Semakin dekat hubungan keluarga antar keduanya tentu semakin buruk risiko yang dapat terjadi.
Dilansir Psychology Today, hampir semua orang di dunia menolak praktik pernikahan sedarah. Penolakan juga terjadi pada pasangan yang tidak mungkin memiliki keturunan atau anak dari hubungan tersebut.
Padahal, praktik inses atau pernikahan sedarah merupakan hal yang umum dilakukan oleh peradaban Mesir Kuno dan Inca Peru. Lantas, apa saja risiko buruk hubungan inses atau pernikahan sedarah?
Risiko besar pertama yang dapat terjadi adalah lahirnya anak dalam kondisi cacat serius. Perkawinan sedarah dapat meningkatkan risiko seorang anak memperoleh gen resesif atau gen yang bersifat buruk.
ADVERTISEMENT
Setiap tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom. Ayah dan ibu setiap manusia menyumbang 23 buah kromosom. Setiap kromosom ini terdiri dari gen-gen yang bersifat baik atau kuat (dominan) dan gen-gen yang bersifat buruk atau lemah (resesif).
“Jika Anda mendapatkan gen buruk—yang disebut merusak oleh para ilmuwan—dari seorang ibu, tetapi salinan gen ayahmu dapat berfungsi secara normal, maka versi yang baik itu bertindak sebagai cadangan dan secara efektif mencegah penyakit yang mungkin dapat disebabkan oleh gen jahat tersebut,” terang seorang psikolog evolusi dari University of Hawaii, Debra Lieberman, kepada Live Science.
Namun, “inses memungkinkan seseorang akan memiliki salinan gen jahat,” lanjut Lieberman. “Jadi, ada kemungkinan orang itu tidak akan mendapatkan salinan normal untuk mencegah penyakit yang mungkin disebabkan oleh gen-gen jahat.”
Psychology Today melaporkan, sebuah studi di Cekoslowakia memberikan data mengenai risiko hubungan inses. Ilmuwan menemukan bahwa kurang dari setengah dari seluruh anak-anak yang lahir dari hubungan incest benar-benar sehat.
ADVERTISEMENT
Sekitar 42 persen anak-anak tersebut lahir dengan kacacatan yang parah atau meninggal sangat dini. Sementara sekitar 11 persen lainnya mengalami gangguan mental serius.
Pada dasarnya, anak-anak yang dihasilkan dari pernikahan sedarah atau inses memiliki risiko kelainan resesif autosom, kelainan fisik bawaan, atau penurunan fungsi intelektual yang parah.
Kemungkinan timbulnya kelainan fisik dan mental ini akan semakin meningkat, jika dari keturunan selanjutnya anak-anak yang merupakan hasil incest, juga melakukan perkawinan sedarah.
(EDR)