Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Seorang balita berusia tiga tahun asal Missouri, Amerika Serikat, mengalami stroke yang berkaitan dengan infeksi virus corona . Kondisinya cukup parah hingga keluarga berpikir anak bernama Colt Parris itu mungkin akan pergi untuk selamanya.
ADVERTISEMENT
"Kami berpikir akan kehilangan dia. Saya tidak peduli seberapa tangguh seseorang, ketika melihat anaknya terbaring di rumah sakit seperti ini pasti akan menangis," ujar Tim Parris, ayah Colt, balita 3 tahun itu dikutip Fox News.
Ibunya, Sara Parris, mengatakan anaknya sempat berhenti makan dan minum pada dua minggu lalu sebelum jatuh sakit. Sara segera membawa Colt ke klinik untuk tes virus corona, namun hasilnya negatif.
Dokter di klinik merekomendasikan Sara untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Colt pun dibawa ke University of Missouri Women's and Children's Hospital dan didiagnosis positif virus corona COVID-19.
Beberapa jam kemudian, Sara melihat Colt kehilangan kemampuan untuk menggerakkan lengan kanan dan kaki kanannya. Bahkan, si balita juga mengalami kesulitan berbicara.
ADVERTISEMENT
“Saya memberinya boneka kesayangan dan saya perhatikan dia tidak bisa menggunakan lengannya untuk meraih bonekanya. Saat itu saya tahu ada hal yang tidak beres," kata Sara.
Dokter langsung melakukan tes pada Colt. Mereka menemukan ada penyumbatan di otak Colt. Besar kemungkinan, ini adalah efek neurologis dari infeksi virus corona COVID-19.
"Diagnosis virus corona ini sangat penting menurut kami. Karena, anak-anak yang terinfeksi virus corona cenderung memiliki gumpalan yang bisa menyebabkan stroke dan masalah lainnya," kata Dr Camilo Gomez, ahli saraf yang menangani Colt.
Virus corona COVID-19 memang sudah dikaitkan dengan beberapa kondisi neurologis. Dalam penelitian yang dipublikasi pada Juli 2020, identifikasi masalah neurologis itu termasuk stroke , delirium, kerusakan saraf dan peradangan otak langka.
ADVERTISEMENT
"Bedanya, tidak ada kasus lain seperti ini yang melibatkan anak kecil. Jika orang dewasa usia 40 hingga 60 tahun yang mengalami kondisi ini mungkin akan mendapatkan hasil berbeda," kata Dr Paul Carney, seorang ahli saraf anak yang juga menangani Colt.
Sara juga tidak tahu pasti dari mana anaknya bisa tertular virus corona. Balita laki-laki tersebut juga hanya mengikuti program home schooling selama pandemi melanda.
Mereka sengaja meminimalisir interaksi publik sampai tingkat tertinggi. Bahkan mereka juga tidak keluar demi melindungi diri dari virus corona . Mereka menganggap sangat sulit jika harus berjauhan atau menghindari interaksi dengan orang lain ketika keluar.
Kondisi Colt berangsur membaik namun masih dalam tahap pemulihan. Balita itu membutuhkan rehabilitasi agar bisa menggerakkan lengan dan kakinya kembali. Ia juga mendapatkan obat pengencer darah atau aspirin yang harus dikonsumsi selama 6 bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
"Kita masih bisa merayakan Natal meski hanya tergeletak di dalam kamar, tapi itu sudah cukup," jelasnya.