Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
BRIN Bakal Lanjut Riset Pemetaan Sesar Baribis, Kemungkinan Lewati Jakarta
28 Desember 2021 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN ) akan melanjutkan penelitian pemetaan Sesar Baribis yang kemungkinan melewati Jakarta dan wilayah lain. Tujuan riset ini untuk kepentingan mitigasi gempa pada 2022 mendatang.
ADVERTISEMENT
“Ini Sesar Baribis kelihatannya jalur merah memasuki Jakarta, tetapi insyaallah tahun depan hal ini akan terus diteliti lagi,” ujar Danny Hilman Natawidjaja, profesor riset bidang Geologi Gempa dan Kebencanaan di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian BRIN, dalam seminar virtual bertajuk 'Refleksi Akhir Tahun: Membaca Secara Ilmiah Kebencanaan 2021 di Indonesia', Senin (28/12).
Lebih lanjut Prof Danny menjelaskan, timnya sudah menyiapkan program tahun depan khusus untuk memetakan Sesar Baribis di Jakarta dengan lebih detail lagi. Mereka juga akan melakukan pemetaan dan analisis segmentasi Sesar Baribis-Kendeng untuk wilayah lain, seperti Semarang dan Surabaya, yang dilalui sesar tersebut.
Untuk sementara, Prof Danny dan timnya telah meneliti jalur sesar aktif di utara Jawa, yakni Sesar Baribis-Kendeng. Studi Sesar Baribis di daerah Subang menunjukkan bahwa sesar tersebut sangat aktif karena merobek atau mendeformasi endapan muda aluvium holosen.
ADVERTISEMENT
“Sudah kita petakan kelihatannya Sesar Baribis melewati Jakarta,” papar Prof Danny.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, sebelumnya menuturkan bahwa Sesar Baribis pernah memicu gempa besar di Jakarta pada masa penjajahan Belanda. Namun hal itu masih menjadi perdebatan, menurut Dosen Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Widiyantoro.
"Memang ada studi yang mengindikasikan Sesar Baribis mengarah ke Jakarta. Tapi sekali lagi kami dari tim nasional mencoba mencari bukti di lapangan. Di lapangan belum terlalu jelas," papar Widiyantoro.
Potensi Bergoyangnya Jakarta
Selain adanya sesar di Jakarta, Dwikorita juga menjelaskan bahwa posisi Jakarta yang berada di sekitar patahan-patahan aktif membuatnya rentan terjadi guncangan hebat.
"Entah dari mana sumber gempanya, pasti ke Jakarta (getaran) akan terasa kuat," ujar Dwikorita.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, selain karena posisinya, guncangan kuat di Jakarta diakibatkan kontur tanah di bawah permukaannya adalah jenis tanah aluvial. Tanah aluvial ini dapat membuat getaran akibat gempa terasa lebih kuat.
Pernyataan Dwikorita ini disetujui juga oleh Widiyantoro. "Semakin tebal aluviumnya, jika ada gempa, goyangannya semakin besar," katanya.
Widiyantoro memaparkan, kondisi aluvium di setiap wilayah Jakarta berbeda-beda. Di Jakarta Utara ketebalan aluvium mencapai 700 meter, sementara di Jakarta Selatan hanya sekitar 300 meter.
Bagaimanapun, ancaman gempa akan selalu ada bagi kita yang hidup di Indonesia. Tetapi, daripada menjadi panik ketika hal itu terjadi, lebih baik kita melakukan langkah-langkah persiapan dalam menghadapi gempa dengan edukasi terkait gempa dan sebagainya.
Sampai saat ini, tidak ada orang maupun alat yang bisa memprediksi kapan suatu gempa akan muncul. Yang bisa dilakukan para ahli dalam mengantisipasinya adalah menganalisis keberadaan sesar, patahan, dan kondisi tanah di wilayah yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT