Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ESA Temukan Struktur Wajah Tersenyum di Mars, Tanda Adanya Kehidupan?
14 September 2024 16:08 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Para astronom menemukan struktur menyerupai wajah tersenyum di permukaan Mars . Struktur itu ditemukan saat mereka mengamati lanskap alien sebagai bagian dari studi baru.
ADVERTISEMENT
Struktur mirip emoticon di Mars yang hanya bisa dilihat dalam kondisi tertentu bukanlah wajah manusia, melainkan sisa dari danau purba yang mengering miliaran tahun, dan kemungkinan menyimpan tanda-tanda adanya kehidupan di Planet Merah.
Badan Antariksa Eropa (ESA) membagikan gambar wajah tersenyum dalam sebuah unggahan di Instagram pada 7 September 2024. Wajah tersenyum terbentuk dari cincin endapan garam klorida purba dengan sepasang mata kawah meteor. Foto diambil oleh ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO) milik ESA, yang telah menganalisis kadar metana dan gas di atmosfer tipis Mars sejak 2016.
Endapan seperti ini biasanya tak bisa dibedakan dari permukaan Mars. Namun bila dilihat menggunakan kamera inframerah, seperti yang ada di ExoMars Orbiter, garam-garam tersebut akan tampak berwarna merah muda atau ungu.
ADVERTISEMENT
Foto ini diambil sebagai bagian dari penelitian yang terbit di jurnal Scientific Data pada 3 Agustus 2024, di mana para peneliti membuat katalog lengkap pertama endapan garam klorida di Mars menggunakan gambar dari ExoMars Orbiter.
Secara keseluruhan, tim mengidentifikasi 965 endapan berbeda yang tersebar di seluruh permukaan Mars, dengan ukuran lebar mulai dari 300 hingga 3.000 meter. Belum jelas seberapa besar struktur wajah tersenyum tersebut.
“Endapan ini sangat penting karena dapat menyediakan kondisi optimal bagi aktivitas dan pelestarian biologis yang menjadikannya target utama bagi eksplorasi astrobiologi,” tulis para peneliti dalam studinya.
Mars dulu adalah planet berair mirip Bumi
Mars dulu adalah planet berair, dengan danau, sungai, dan lautan dangkal mirip Bumi. Namun, sekitar 2 miliar hingga 3 miliar tahun lalu, air di sana mengering akibat perubahan iklim yang ekstrem. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh hilangnya medan magnet Mars, sehingga membuat angin Matahari secara bertahap mengikis sebagian atmosfer Mars dan menyebabkan sebagian besar air membeku atau menguap ke luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Endapan garam tertinggal saat air menghilang dari danau Mars. Di beberapa lokasi, garam yang tersisa adalah satu-satunya bukti bahwa ada air di sana. Endapan garam ini memiliki implikasi besar bagi pencairan bukti kehidupan purba di Mars.
Peneliti percaya, saat danau Mars mulai menyusut dan menghilang, air yang tersisa menjadi sangat asin, memungkinkannya tetap cair meski suhu mencapai minus 40 derajat Celcius. Genangan air asin terakhir ini bisa menjadi surga bagi ekstremofil mikroba yang selamat dari transformasi Mars, menyebabkan sisa-sisa mereka terkumpul di endapan saat air akhirnya mengering. Jika ini benar terjadi, garam bisa bertindak seperti pengawet, yang berpotensi menjadi bukti bentuk kehidupan yang telah punah dan tersimpan selama miliaran tahun.
ADVERTISEMENT
Penemuan kali ini juga mengisyaratkan bahwa Mars memiliki lebih banyak air daripada yang dibayangkan sebelumnya. Ini telah memicu kembali harapan umat manusia untuk membawa makhluk hidup ke Mars di masa mendatang.
Pada Juni 2024, para astronom mengumumkan penemuan 15.000 ton es air di puncak gunung berapi tertinggi Mars. Pada Agustus 2024, ilmuwan kembali mengungkap adanya lautan tersembunyi yang sangat besar di bawah permukaan Planet Merah.
Jadi, mari kita tunggu. Apakah manusia di masa depan benar-benar bisa membuat peradaban di Mars? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.