Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fakta dan Solusi Proteksi Keluarga Hadapi Tren Penyakit Kritis di Indonesia
23 Desember 2024 14:41 WIB
·
waktu baca 6 menitTerlebih dalam beberapa tahun terakhir, tren penyakit kritis di Indonesia seperti jantung, kanker, stroke, dan gagal ginjal menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, sesuai data terakhir dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di tahun 2023.
Kondisi tersebut umumnya dipicu oleh gaya hidup yang kurang sehat seperti pola makan tidak teratur dan minim gizi, kurangnya aktivitas fisik, serta paparan polusi yang tinggi. Jika faktor-faktor tersebut tidak segera ditangani, maka berisiko mengancam kesehatan diri dan keluarga di kemudian hari. Tak hanya itu, risiko finansial pun akan muncul, dengan biaya pengobatan yang jumlahnya tidak sedikit.
Jumlah Penyakit Kritis di Indonesia Terus Meningkat
Secara khusus, Kemenkes RI mencatat bahwa jumlah kasus penyakit kritis di tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 28% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari 23 juta menjadi hampir 30 juta kasus. Adapun daftar teratas kasus penyakit kritis yang mengalami kenaikan tersebut adalah:
Sementara itu, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2019, sebanyak 17 juta orang di Indonesia meninggal dunia sebelum mencapai usia 70 tahun. Ironisnya, 80% dari angka tersebut disebabkan oleh beberapa penyakit kritis seperti kardiovaskular, kanker, gangguan pernapasan kronis, dan diabetes.
Bahkan, temuan yang sama juga menyebut satu dari tiga orang dewasa di Indonesia berisiko mengalami beberapa kondisi kronis (multiple chronic condition), seperti kanker dan penyakit kardiovaskular.
WHO juga mencatat bahwa kondisi di atas tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga dirasakan oleh banyak negara lain di seluruh dunia. Secara global, sekitar 41 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit kritis, atau sekitar 74% dari total kematian.
Berbagai penyakit kronis yang memicu kondisi krusial tersebut meliputi penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan penyakit pernapasan kronis.
Seluruh fakta di atas menunjukkan pentingnya kesadaran publik yang lebih luas dalam mengadopsi gaya hidup sehat. Oleh karenanya, sesama masyarakat perlu saling mengingatkan untuk sama-sama membentuk jaring proteksi sejak dini dalam menghadapi berbagai risiko kesehatan di kemudian hari.
Selain itu, langkah preventif ini juga bisa meringankan beban finansial di tengah inflasi medis yang cenderung naik dari tahun ke tahun.
Gaya Hidup Sehat sebagai Solusi Menghadapi Risiko Penyakit Kritis
Lantas, apa saja solusi terbaik dalam menghadapi tantangan tingginya angka kasus penyakit kronis di Indonesia? Ada beberapa langkah pencegahan yang mudah untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Adopsi Gaya Hidup Sehat
Adopsi gaya hidup sehat sangatlah beragam, mulai dari lebih rajin berolahraga hingga mengurangi kebiasaan yang buruk untuk kesehatan. Sebagai contoh, perokok aktif dan social drinker dapat pelan-pelan mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol demi menjaga kesehatan jantung, paru-paru, dan liver.
Selain itu, mengurangi dua kebiasaan buruk tersebut juga dapat bantu meminimalisasi risiko penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), kanker, stroke, dan masih banyak lainnya.
2. Memulai Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik secara teratur membantu memperkuat sistem kardiovaskular, meningkatkan kesehatan mental, serta menjaga berat badan ideal. Untuk itu, masyarakat dianjurkan berolahraga dengan intensitas sedang setidaknya 150 menit setiap pekannya, seperti berjalan cepat, berlari, atau berenang.
Selain menjaga kesehatan fisik, olahraga juga berperan penting dalam mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur, dua faktor yang berkontribusi besar terhadap kualitas kesehatan secara keseluruhan.
3. Menjaga Pola Makan Sehat
Mengatur pola makan sehat dengan konsumsi lebih banyak buah, sayuran, protein, dan biji-bijian dapat membantu mencegah berbagai penyakit kronis.
4. Proteksi Finansial atas Risiko Penyakit Kritis
Meski telah menjalani pola hidup sehat, tidak ada seorang pun yang bisa memprediksi kapan risiko penyakit dan gangguan kesehatan lainnya datang. Untuk itu, demi penanganan medis yang optimal saat terkena penyakit ataupun musibah yang memicu gangguan kesehatan, masyarakat disarankan melengkapi diri dengan perlindungan dari asuransi.
Dengan adanya jaring proteksi tersebut, pemegang polis (dan juga keluarganya) akan lebih tenang dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, sekaligus less worry saat menghadapi tantangan finansial akibat risiko kesehatan yang tidak terduga di kemudian hari.
Memulai Langkah Perlindungan Dini bersama PRUCritical Amanah
Salah satu asuransi jiwa yang dapat diandalkan sebagai jaring pengaman terhadap risiko penyakit kritis adalah PRUCritical Amanah dari Prudential Syariah . Produk asuransi jiwa syariah ini memberikan solusi finansial yang dirancang khusus untuk mengurangi beban biaya saat seseorang terdiagnosa penyakit kritis.
Melalui PRUCritical Amanah, diharapkan dapat membantu keluarga Indonesia merencanakan dan mengelola keuangan dengan lebih baik dalam menghadapi risiko penyakit kritis.
“Melalui peluncuran PRUCritical Amanah, kami berharap dapat menghadirkan solusi proteksi yang tepat bagi masyarakat Indonesia, solusi yang memperkuat ikhtiar dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga. Dengan menyiapkan proteksi sejak dini atau lebih awal, kita pun dapat menjalani kehidupan dengan lebih tenang sekaligus less worry dalam menghadapi risiko kesehatan yang mungkin terjadi di masa depan,” ujar Ika Meynita, Head of Product Management Prudential Syariah.
PRUCritical Amanah menawarkan tiga manfaat utama. Ika Meynita, Head of Product Management Prudential Syariah menjelaskan lebih lanjut terkait manfaat utama tersebut, “Manfaat utama dari PRUCritical Amanah meliputi perlindungan komprehensif untuk penyakit kritis sejak tahap awal, bebas pembayaran kontribusi sejak terdiagnosis tahap awal dan manfaat akhir kepesertaan sebesar hingga 100% santunan asuransi.”
Manfaat perlindungan penyakit kritis tahap awal memberikan Santunan Asuransi sebesar 25% atau maksimum Rp1 Miliar dan peserta juga dibebaskan dari pembayaran sisa Kontribusi setelah pengajuan klaim disetujui, sehingga peserta yang terdiagnosis dapat fokus terhadap proses pemulihan.
Sedangkan sisa Santunan Asuransi akan dibayarkan jika peserta kembali terdiagnosis tahap akhir atau ketika terjadi risiko meninggal dunia. Produk ini juga menyediakan plan yang memberikan manfaat akhir kepesertaan hingga 100% Santunan Asuransi yang akan diterima peserta pada usia 85 tahun dan manfaat tersebut dapat digunakan untuk kelangsungan hidup di masa depan.
“Kami berharap hadirnya produk ini dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persiapan lebih awal akan risiko yang mungkin terjadi di masa depan, termasuk risiko dari penyakit kritis. Kami ingin mendorong masyarakat untuk mengambil langkah proaktif lebih awal seperti deteksi dalam melindungi kesehatan serta masa depan finansial mereka sehingga bisa jadi lebih tenang menjalani hidup. Dan pada akhirnya, sesuai misi Prudential Syariah, yaitu semakin banyak keluarga Indonesia yang terproteksi dengan asuransi berbasis syariah,” tutup Ika.
Untuk informasi lebih lanjut tentang PRUCritical Amanah, dapat menghubungi tenaga pemasar Prudential Syariah atau mengunjungi tautan berikut: https://bit.ly/PRUCriticalAmanah.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio