Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fosil Penguin Raksasa Ditemukan, Namanya 'Monster Burung'
11 Februari 2023 15:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ilmuwan berhasil menemukan sisa dari spesies penguin raksasa yang pernah hidup di Bumi. Spesies ini kemudian diberi nama Kumimanu fordycei.
ADVERTISEMENT
Kata Kumimanu diambil dari bahasa Maori yang artinya "monster" dan "burung". Dari situs geologi tempat ditemukan, K. fordycei diketahui mengembara di Selandia Baru pada 60 juta tahun yang lalu.
Berdasarkan tulang humerus yang ditemukan, individu pinguin ini punya tubuh setinggi sekitar 157 cm dan bobot badan sekitar 50 kg. Tinggi dan berat tubuhnya mengalahkan penguin terbesar yang masih hidup saat ini, Penguin Kaisar, yang hidup di Antarktika.
Makalah penelitian yang terbit di Journal of Paleontology menyebutkan penguin Kumimamu bisa mencapai berat tubuh 150 kg. Bobot tersebut setara dengan gorila dewasa.
ADVERTISEMENT
Daniel Ksepka, salah satu penulis makalah, menjelaskan kepada The New York Times bahwa Kumimanu memiliki tulang sayap yang mirip dengan burung modern yang bisa terbang sekaligus berenang, yakni burung auk dan puffin. Meski begitu, bukan berarti spesies ini bisa terbang.
Penelitian ini membuktikan penguin sempat menjadi raksasa, dan kemudian mengecil seperti penguin modern dalam puluhan juta tahun evolusi. Kepunahan dinosaurus 66 juta tahun yang lalu akibat hantaman asteroid juga memungkinkan burung dan mamalia bertahan dan membentuk tubuh yang besar tanpa khawatir menjadi santapan predator dinosaurus.
ADVERTISEMENT
Ini menghadirkan kondisi yang menyediakan banyak suplai makanan dan sedikit kompetisi.
Namun begitu, ilmuwan meyakini bobot Kumimamu adalah batas atas yang memungkinkan untuk ukuran burung tak terbang.
"Saya percaya bahwa Kumimanu dekat dengan batas atas burung laut yang tidak bisa terbang dan saya tidak berharap penguin yang jauh lebih besar dapat ditemukan," kata Gerald Mayr, ahli paleontologi di Senckenberg Research Institute di Frankfurt, Jerman.