Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Hari Tanpa Bayangan Sambangi Indonesia, Catat Waktunya
7 September 2022 13:27 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Indonesia yang berlokasi di khatulistiwa akan menjadi saksi bergesernya gerak semu Matahari dari utara ke selatan. Ketika transisi ini, Matahari berada persis di atas ketika tengah hari. Wilayah Indonesia secara bergantian akan mengalami hari tanpa bayangan , mulai hari ini, Rabu (7/9).
ADVERTISEMENT
Fenomena ini juga disebut kulminasi Matahari , atau hari tanpa bayangan Matahari. Dikutip laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indonesia akan mengalami kulminasi Matahari mulai 7 September hingga 21 Oktober 2022. Titik tanpa bayangan ini dimulai dari titik paling utara Indonesia, bergeser ke selatan. Jakarta sendiri akan dapat jatah pada 9 Oktober nanti.
“Kota Pontianak akan mengalami fenomena ini saat terjadinya ekuinoks pada 23 September pukul 11.35.10 WIB. Untuk di Pulau Jawa, beberapa kota besar akan mengalaminya antara tanggal 9 Oktober-13 Oktober. Seperti di Jakarta yang akan terjadi pada 9 Oktober pada 11.39.59 WIB, Semarang pada 11 Oktober 11.25.08 WIB, Surabaya pada 12 Oktober 11.15.34 WIB, dan Yogyakarta pada 13 Oktober 11.24.51 WIB. Lebih lengkapnya kawan BRIN dapat melihat tabel waktu,” Andi Pangerang, periset Pusat Riset Antariksa BRIN.
Penjelasan hari tanpa bayangan
ADVERTISEMENT
Posisi Matahari terhadap garis lintang Bumi juga disebut sudut deklinasi. Ketika sudut deklinasi bertepatan dengan garis lintang Bumi, wilayah di lintang tersebut akan mengalami hari tanpa bayangan.
Masyarakat dapat mengamati fenomena ini dengan menancapkan suatu benda lurus secara vertikal, seperti stik, lalu amati ketika Matahari lewat tepat di atas dan objek tidak memiliki bayangan.
ADVERTISEMENT
“Yang pertama siapkan benda tegak seperti tongkat atau spidol atau benda lain yang dapat ditegakkan. Lalu letakkan di permukaan yang rata dan amati bayangan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jangan lupa untuk mendokumentasikannya dengan foto atau rekaman video saat proses tidak adanya bayangan Matahari,” lanjut Andi.
Andi juga menyerukan kepada masyarakat agar hati-hati terhadap hoax yang berkaitan dengan kulminasi Matahari. Hoax tersebut misalnya akan ada suhu ekstrem, atau gaya gravitasi Matahari akan menyebabkan telur berdiri.