Hewan 'Setan' Ini Kembali ke Habitat Aslinya Setelah Hilang 3.000 Tahun

6 Oktober 2020 7:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hewan Tasmanian Devil. Foto: Wildark via AFP
zoom-in-whitePerbesar
Hewan Tasmanian Devil. Foto: Wildark via AFP
ADVERTISEMENT
Hewan endemik Australia, Setan Tasmania atau Tasmanian Devil, telah menghilang dari hutan-hutan alami di negara tersebut sejak 3.000 tahun lalu. Namun, berkat usaha konservasi yang luar biasa, 26 ekor predator ini berhasil dikembalikan ke habitat aslinya.
ADVERTISEMENT
Setan Tasmania memang terkenal sebagai predator ganas dengan kekuatan rahang yang luar biasa. Pada 1990-an, mamalia yang berukuran sebesar anjing kecil ini secara tiba-tiba terserang wabah kanker mulut mematikan yang menular.
“Kami bekerja selama bertahun-tahun untuk mencapai titik iin,” ujar presiden AussieArk, Tim Faulkner, seperti dikutip National Geographic. Meski reputasi Setan Tasmania menyeramkan, kata Faulkner, mereka bukanlah ancaman bagi manusia atau perkebunan.
AussieArk, bersama dengan organisasi Global Wildlife Conservation dan WildArk, menjadi pelopor usaha konservasi ini. Banyak hewan telah berhasil mereka konservasi di suatu daerah bernama Barrington Wildlife Sanctuary di Australia.
Hewan Tasmanian Devil. Foto: Wildark via AFP
Hingga saat ini, ilmuwan belum dapat menemukan alasan dibalik menghilangnya hewan karnivora ini di pulau Australia selama ribuan tahun lalu. Namun, indikasi yang ada menunjukkan bahwa Setan Tasmania hilang karena ulah manusia.
ADVERTISEMENT
Pada masa tersebut, manusia mulai melakukan perburuan hewan liar. Hasilnya, hewan-hewan yang merupakan mangsa Setan Tasmania habis diburu manusia.
Tasmanian Devil biasanya memakan sisa atau bangkai hewan. Kemampuannya untuk membuat ekosistem seimbang ini menjadi alasan mengapa ilmuwan berusaha keras untuk mengembalikannya ke habitat aslinya di alam liar Australia.
Namun, pengembalian marsupial yang telah hilang selama 30 abad bukanlah hal mudah. Ilmuwan secara rutin memantau keadaan hewan yang mereka lepaskan ke alam liar.
“Mereka bebas, mereka ada di luar sana,” ujar Faulkner. “Kami memiliki beberapa cara sederhana untuk memantau mereka. Namun, saat ini terserah setan-setan itu untuk melakukan apa yang mereka lakukan.”
Hewan Tasmanian Devil. Foto: Wildark via AFP
Ketika mempersiapkan tempat tinggal baru bagi Setan Tasmania, Faulkner dan timnya menyiapkan hutan eukaliptus yang terkontrol. Tumbuhan dan hewan invasif diburu dan dibersihkan dari daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu hewan yang harus disingkirkan oleh tim tersebut adalah kucing liar. Meski begitu, beberapa ahli menyebutkan bahwa kucing liar sebenarnya bukan mangsa Setan Tasmania.
"Setan Tasmania tidak sering memakan kucing, namun memaksa para kucing untuk berburu saat fajar dan senja untuk menghindari interaksi antar mereka,” ucap peneliti dari University of Tasmania, David Hamilton.
Hal ini sebenarnya dapat membuat Australia turut menyelamatkan hewan nokturnal lain seperti bandicoot. Pengenalan kembali Setan Tasmania di Australia pada akhirnya memang bertujuan demikian, menjaga ekosistem di daerah tersebut sebagaimana mestinya.
Namun, rencana ini tidak akan mudah dicapai. Sebagai perbandingan, pengenalan hewan serupa di Pulau Maria pada 2012 lalu justru menyebabkan hilangnya koloni burung laut setempat.
Hewan Tasmanian Devil. Foto: Wildark via AFP
Saat itu, kucing liar dan possum menjadi hewan liar yang memakan burung laut. Kedua hewan ini bukan merupakan hewan yang secara alami ada di Australia. Setan Tasmania direncanakan dapat memukul mundur kedua hewan ini. Namun, predator asli Australia ini justru turut memakan telur dan anak-anak burung ketika sudah berhasil mengusir kucing liar dan possum di sana.
ADVERTISEMENT
“Secara teori, mereka (Setan Tasmania) seharusnya tidak memiliki dampak yang buruk (di Australia),” ungkap Hamilton. “Namun, kita harus berpikir tentang keseluruhan ekosistem ketika melakukan hal-hal seperti ini, dan itu adalah pertanyaan yang besar.”
Oleh karena itu, apa yang dilakukan Faulkner dan timnya cukup tepat, menurut Hamilton. Penting untuk memulai pengenalan kembali hewan ke alam liar melalui ekosistem terkontrol yang dibatasi dengan baik.
Jika semua berjalan baik, Faulkner dan timnya berencana untuk menambah jumlah Setan Tasmania di ekosistem tersebut sebanyak 40 ekor. Tidak hanya itu, hewan lain seperti walabi, bandicoot, hingga quoll juga akan dilepaskan.
Menurut Faulkner, lahan seluas 370 ribu hektar yang ada di sekitar ekosistem saat ini siap menjadi lokasi berikutnya, jika usaha kali ini berhasil.
ADVERTISEMENT
“Saya benar-benar percaya bahwa seiring waktu, kita akan melihat Setan Tasmania menjadi bagian yang normal dari pulau utama Australia,” ujar Faulkner.
“Setan Tasmania pernah ada di sini. 3.000 tahun lalu,” lanjut Faulkner. “Secara ilmu ekologi, (waktu sepanjang) itu (hanya secepat) mengedipkan mata!”
(EDR)