Ilmuwan Bikin Baju Selam Anti-Gigitan Hiu

21 November 2019 16:56 WIB
clock
Diperbarui 11 Desember 2019 19:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangan ikan hiu. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan ikan hiu. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Beragam aktivitas olahraga air, seperti berselancar, snorkeling, maupun scuba diving, bukannya tanpa risiko. Sepanjang 2015, ada 98 kasus serangan hiu terhadap manusia di laut. Sedangkan pada 2011, ada 14 kasus serangan hiu yang menyebabkan korban tewas. Serangan ini disebut-sebut karena hiu mengira peselancar atau pun orang yang sedang melakukan olahraga air lainnya sebagai mangsa.
ADVERTISEMENT
Itu sebabnya banyak peneliti berusaha mengembangkan cara paling efektif menangkal serangan hiu di laut, salah satunya tim ilmuwan dari Universitas Flinders di Australia.
Mereka telah menciptakan pakaian selam yang diklaim “shark-proof” atau tahan serangan hiu. Kainnya berbahan ringan dan disebut ampuh meredam kasus kehilangan darah dan cedera lainnya akibat gigitan hiu, menurut risetnya di jurnal PLOS ONE yang terbit pada 18 November 2019 lalu.
Ahli Biologi Laut, Ocean Ramsey (kiri), berenang bersama hiu putih 'Deep Blue' besar di Hawaii. Foto: @JuanSharks/@OceanRamsey/Juan Oliphant/oneoceandiving.com via REUTERS
Untuk menguji kekuatan bahan pakaian, peneliti mengombinasikan dua jenis kain. Kain dari serat polietilena dengan berat molekul yang sangat tinggi (UHMWPE)--disebut 10 kali lebih kuat dari baja dan 1,5 kali lebih kuat dari Kevlar, dicampur Neoprene atau karet sintetis yang digunakan untuk membuat baju selam.
Ilmuwan menguji ketahanan campuran material dengan menusuk dan mencabik-cabiknya di laboratorium menggunakan model 3D, serta percobaan lapangan menggunakan hiu putih sungguhan dan boneka kayu.
ADVERTISEMENT
Hiu putih besar dipilih karena mereka menyumbang 41 persen kasus serangan hiu, juga 31 persen angka kematian terkait hiu di Australia. Angka ini lebih besar daripada spesies hiu lainnya, menurut laporan Newsweek.
“Kami menemukan bahwa kain-kain ini lebih tahan terhadap tusukan, cabikan, dan gigitan dari hiu-hiu putih dibanding Neoprene standar,” kata Charlie Huveneers, salah satu peneliti di Universitas Flinders.
Bahan pakaian selam baru diuji oleh peneliti kelautan Flinders dengan hiu Putih Besar di Kepulauan Neptunus. Foto: Associate Professor Charlie Huveneers/Flinders University
Huveneers menjelaskan, pada tes di lapangan, gigi hiu lebih sulit menembus kain. Hanya ada sedikit sisa gigitan hiu tertinggal di baju selam dari kain terbaru ini, dibandingkan dengan baju berbahan Neoprene standar pada pengujian terdahulu.
Perlu dicatat, meski baju selam ini mampu menangkal hilangnya lebih banyak darah akibat gigitan hiu, tim peneliti mengingatkan inovasinya ini butuh riset lebih lanjut. Studi lanjutan dibutuhkan untuk melihat seberapa efektifnya material dalam menangkal bahaya kerusakan jaringan manusia lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sekelompok ilmuwan pernah menguji coba alat pengusir hiu bernama FREEDOM7 di Afrika Selatan pada 2016 lalu. Hasilnya, alat tersebut efektif 90 persen. Perangkat FREEDOM7 dibuat berupa tali kabel berisi elektroda yang dililitkan di pergelangan kaki.