Ilmuwan Ini Rancang Euthanasia Coaster, Wahana Roller Coaster Buat Bunuh Diri

22 Agustus 2022 7:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Roller Coaster. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Roller Coaster. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Euthanasia adalah hal legal di beberapa negara. Caranya pun beragam. Ada yang disuntik mati, ada juga yang menggunakan asap beracun sehingga membuat orang tak sadarkan diri lalu meninggal.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak euthanasia, ide ‘gila’ ditawarkan oleh seorang mahasiswa PhD di Royal College of Art di London, Inggris, bernama Julijonas Urbonas, yang juga merupakan mantan karyawan taman hiburan. Dia menyebutkan sebagai Euthanasia Coaster. Idenya sederhana: membuat roller coaster yang dirancang untuk membawa manusia menuju kematian di taman hiburan.
Euthanasia sendiri adalah tindakan mengakhiri hidup seseorang secara sengaja untuk menghilangkan penderitaannya. Prosedur ini sebenarnya menuai pro dan kontra di berbagai negara, tapi di negara seperti Belanda, Belgia dan Kanada praktek ini adalah legal.
Ide dasarnya adalah mengakhiri hidup penumpang melalui serangkaian putaran, mendorong darah menjauh dari tempat yang dibutuhkan tubuh. Penumpang diberi kesempatan untuk memastikan niatnya mengakhiri hidup sebelum wahana dimulai. Tetapi ketika roller coaster dijalankan, itu adalah akhir bagi penumpang tersebut.
ADVERTISEMENT
Urbonas menulis, gaya sentrifugal mendorong kereta ke atas, membuat penumpang terjepit ke kursi. Begitupun dengan pantat yang tertekan ke kursi sangat keras sehingga seluruh tubuh nyaris tak bisa bergerak.
"Bernapas membutuhkan lebih banyak usaha, karena tulang rusuk dan organ internal lainnya ditarik ke bawah, yang mengosongkan udara dari paru-paru." tulis Urbanos di blog-nya.
"Tapi kemungkinan besar Anda sudah tidak sadarkan diri, karena kekuatan ini mengalirkan darah ke ekstremitas bawah tubuh sehingga menyebabkan kekurangan oksigen di otak."
Setelah tak sadarkan diri, tubuh hanya akan mengikuti pergerakan roller coaster karena otak kekurangan oksigen hingga meninggal dunia.