Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ini Analisis Penyebab Kapal Selam Titan Meledak dalam Waktu Kurang dari 1 Detik
26 Juni 2023 14:09 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Penjaga Pantai AS meyakini puing-puing yang ditemukan di dekat bangkai kapal Titanic pada Kamis (22/6) adalah bagian dari kapal selam Titan milik OceanGate Expeditions yang hilang sejak Minggu (18/6). Menurut mereka, kapal tersebut meledak sehingga menewaskan seluruh awak yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Puing-puing kapal selam Titan berjenis submersible ditemukan 200 meter dari bangkai kapal Titanic. Menurut Dale Mole, mantan dokter Angkatan Laut AS, kapal Titan kemungkinan mengalami ledakan dahsyat jika dilihat dari puing-puing yang ditemukan. Kapal meledak beberapa saat setelah dinyatakan hilang.
Ledakan itu menewaskan seluruh penumpang yang ada di dalamnya, yakni Hamis Harding, miliarder dan petualang Inggris; Shahzada Dawood, pengusaha Pakistan-Inggris; Suleman, putra Shahzada Dawood; Stockton Rush, kepala eksekutif dan pendiri OceanGate; dan Paul-Henri Nargeolet, pilot kapal selam Prancis.
Lantas, kenapa kapal itu bisa meledak?
Menurut para ahli, ledakan kapal selam Titan disebabkan oleh catastrophic implosion. Dikutip CNN, secara harfiah istilah ini bisa diartikan sebagai ledakan dahsyat. Sedangkan secara teknis, catastrophic implosion terjadi ketika sebuah kapal hancur dengan sendirinya akibat tekanan internal yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Aileen Maria Marty, mantan perwira Angkatan Laut AS sekaligus profesor di Universitas Internasional Florida, mengatakan ledakan dahsyat ini bisa terjadi sangat cepat, hanya dalam hitungan sepersekian milidetik.
Tidak jelas di mana atau seberapa dalam kapal Titan saat meledak, namun yang pasti bangkai kapal Titanic berada hampir 4.000 meter di bawah permukaan laut. Di kedalaman Titanic berada, ada tekanan sekitar 6.000 pound per inci persegi (psi) atau setara dengan 400 atmosfer. Di permukaan laut, tekanan atmosfer adalah 14,7 psi. Jadi, di bawah tekanan sebesar ini, sekecil apa pun kecacatan pada kapal bisa berakibat fatal.
“Semuanya akan runtuh bahkan sebelum orang-orang di dalamnya menyadari bahwa ada masalah,” kata Maria sebagaimana dikutip CNN.
ADVERTISEMENT
Padahal, seluruh kapal selam pada dasarnya didesain untuk menahan tekanan di dasar laut. Sebagian besar kapal selam memiliki pressure vessel (bejana tekan) yang terbuat dari bahan logam tunggal dengan kekuatan tinggi. Kapal selam yang beroperasi sekitar 300 meter, bejana tekan biasanya terbuat dari bahan baja. Sementara kapal yang lebih dalam dibuat dari bahan titanium.
Dalam The Conversation, Eric Fusil, peneliti dari School of Electrical and Mechanical Engineering di University of Adelaide, menjelaskan bejana yang dibuat dari titanium biasanya berlapis tebal dan berbentuk bulat. Desain ini dipilih untuk menahan tekanan dalam air yang bisa tahan hingga 3.800 meter--tempat bangkai Titanic berada.
Namun, kapal selam Titan berbeda. Kapal ini dibuat dari campuran titanium dan serat karbon komposit. Menurut Fusil, bahan ini tergolong tidak biasa digunakan dalam kapal selam yang beroperasi di laut dalam karena titanium dan serat karbon adalah bahan dengan sifat yang saling berbeda.
ADVERTISEMENT
Titanium bersifat elastis, dia dapat beradaptasi dengan rentang tekanan yang luas tanpa regangan permanen. Titanium akan kembali menyusut, menyesuaikan dengan kekuatan tekanan saat kapal bergerak menuju permukaan. Sebaliknya, komposit serat karbon jauh lebih kaku dan tidak punya elastisitas yang sama.
“Kedua bahan ini tidak punya sifat dinamis di bawah tekanan air. Ada semacam kehilangan kekuatan karena perbedaan antara kedua bahan ini. Material komposit berpotensi mengalami ‘delaminasi’ yang mengarah pada pemisahan lapisan penguat,” kata Eric.
Ini akan menciptakan cacat yang memicu ledakan secara spontan karena tekanan bawah air. Eric bilang, dalam waktu kurang dari satu detik, kapal yang terdorong ke bawah oleh beban kolom air setinggi 3.800 meter akan runtuh dari semua sisi.
ADVERTISEMENT
“Ledakan ini akan membunuh semua orang dalam waktu kurang dari 20 milidetik. Nyatanya, otak manusia bahkan tidak bisa memproses informasi dengan kecepatan ini,” tulis Eric.