Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Burung kasuari merupakan satu dari sekian banyak hewan eksotis yang hidup di Indonesia. Percaya atau tidak, hewan endemik asli pulau Papua bernama latin Casuarius ini adalah burung paling mematikan di dunia.
ADVERTISEMENT
Kasuari masuk golongan burung besar yang tidak bisa terbang, seperti burung unta, emu, hingga kiwi. Meskipun ukurannya bervariasi dari ketiga spesies berbeda, kasuari dapat berdiri setinggi 2 meter dan beratnya mencapai 60 kilogram.
Kaki berotot kasuari dapat mengemas tendangan yang kuat. Ujung kakinya terdapat tiga jari dengan cakar sepanjang 10 cm.
Jika dalam posisi terancam, kasuai akan melompat dan menyerang dengan cakar kakinya yang seperti senjata belati. Serangannya bisa menyebabkan luka yang berpotensi mematikan pada organ dalam korbannya, hingga pendarahan hebat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Guinness World Records, kasuari pernah menyerang seorang pria berusia 75 tahun pada April 2019. Luka yang dialaminya sangat parah sehingga korban kemudian meninggal di rumah sakit.
Kematian pertama yang dikonfirmasi akibat serangan kasuari sendiri terjadi pada 1926. Korbannya adalah seorang pemburu berusia 16 tahun bernama Phillip McClean.
Kala itu, ia mencoba melarikan diri dari seekor burung kasuari. McClean kemudian tersandung hingga tersungkur ke tanah, dan menerima pukulan fatal di lehernya.
Kasuari mungkin salah satu unggas pertama yang diternak manusia sebelum ayam
Sebuah studi menunjukkan bahwa hubungan antara manusia dan kasuari sudah berlangsung sejak era Pleistosen akhir, beberapa ribu tahun sebelum manusia berhasil menjinakkan ayam dan angsa. Dengan memeriksa sisa-sisa kulit telur kasuari kuno, Douglass dan tim menemukan bahwa sekitar 18.000 tahun lalu, orang-orang di Papua New Guinea mengumpulkan telur dan menetaskannya serta mungkin memelihara burung tersebut.
ADVERTISEMENT
Peneliti menganggap ini sebagai teknik mengumpulkan makanan modern. Ini juga merupakan bukti paling awal tentang cara memelihara burung.
Kasuari dan telurnya adalah sumber daya paling berharga bagi orang Papua. Menurut penelitian yang terbit di Royal Society Open Science, secara historis tibiotarsae kasuari atau bagian atas kaki burung digunakan untuk membuat belati tulang buat berburu. Saat ini, bulu mereka digunakan untuk hiasan dan kasuari tetap menjadi sumber daging penting karena rasanya cukup lezat, kata antropolog dari Maine University, Paul Roscoe.