Ini Fosil Cumi Vampir Tertua Usia 328 Juta Tahun, Namanya Mirip Joe Biden

6 April 2022 18:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fosil cumi-cumi berusia 328 juta tahun. Foto:  American Museum of Natural History / Christopher Whalen
zoom-in-whitePerbesar
Fosil cumi-cumi berusia 328 juta tahun. Foto: American Museum of Natural History / Christopher Whalen
ADVERTISEMENT
Sekelompok ahli paleontologi telah mengumumkan penemuan fosil sefalopoda berusia 328 juta tahun dengan 10 lengan. cumi ini kemudian diberi nama Syllipsimopodi bideni, yang terinspirasi dari nama Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
ADVERTISEMENT
Sefalopoda sendiri adalah kelas dalam filum moluska. Di dalamnya mencakup semua gurita, cumi-cumi, dan sotong. Pemilihan nama ini sendiri diberikan karena waktu makalah penelitian soal sefalopoda diserahkan bertepatan dengan waktu Biden dilantik menjadi presiden.
Selain itu, Biden juga merupakan presiden tertua—sama seperti sefalopoda merupakan spesimen tertua, yang merupakan nenek moyang gurita modern dan cumi-cumi vampir.
Total panjang tubuh S. bideni sekitar 165 cm. Secara kasar, nama depan S. bideni diterjemahkan menjadi “kaki yang dapat memegang”. Para peneliti percaya bahwa spesimen tersebut adalah sefalopoda pertama dalam catatan fosil yang memiliki pengisap di lengannya. Lengan fosil ini juga merupakan modifikasi yang berkembang dari kaki moluska, membuatnya menjadi hewan lebih cekatan.
Bentuk tubuh S. bideni juga punya kemiripan dengan struktur tubuh cumi-cumi vampir modern: ramping, dapat ditarik, tertutup lendir yang mereka gunakan untuk mengumpulkan dan melahap salju laut.
ADVERTISEMENT
“Untuk sefalopoda, yang secara efektif merupakan kantong air dengan sedikit bagian keras, untuk menjadi fosil, Anda memerlukan pengawetan jaringan lunak yang luar biasa, yang sangat, sangat langka,” kata Thomas Clements, ahli paleontologi yang berspesialisasi dalam pelestarian jaringan lunak, sebagaimana dikutip Gizmodo.
Diketahui S. bideni tinggal di tempat yang sekarang disebut Montana, ketika dataran masih terendam di bawah teluk dan benua belum bertabrakan untuk membentuk Pangaea. Penemuan ini tentu merupakan hal luar biasa, karena memungkinkan para ahli paleontologi untuk melihat jauh ke masa lalu.