Kekeringan Parah Sungai Amazon Ancam Kesehatan dan Makanan Kolombia - Brasil

14 Oktober 2024 9:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara perahu layar melintasi Danau Aleixo yang kekeringan di Negara Bagian Amazon, Brasil, Jumat (20/9/2024).  Foto: Michael Dantas/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara perahu layar melintasi Danau Aleixo yang kekeringan di Negara Bagian Amazon, Brasil, Jumat (20/9/2024). Foto: Michael Dantas/AFP
ADVERTISEMENT
Kekeringan ekstrem yang melanda sebagian besar Amerika Selatan secara drastis mengurangi aliran air Sungai Amazon di perbatasan Kolombia, Peru, dan Brasil, sehingga menghambat pasokan makanan dan mengancam kesehatan penduduk.
ADVERTISEMENT
Ketinggian air Amazon, sungai terpanjang dan terbesar di dunia berdasarkan volume, turun 10 meter di Leticia, Kolombia, antara bulan Juni dan Agustus, kata Institut Hidrologi, Meteorologi, dan Studi Lingkungan Kolombia.
Surutnya air telah mengubah tepian sungai menjadi dinding tanah yang curam, sehingga tongkang yang memasok makanan, air minum, dan bahan bakar kepada 60.000 penduduk Leticia, tidak dapat berlabuh di kota itu.
Ketinggian air kini dalam posisi sangat rendah sehingga masyarakat membangun tangga kayu dari dermaga hingga ke air.
Wali Kota Leticia, Elquin Uni, mengatakan barang-barang kebutuhan pokok menjadi langka dan mahal karena kota itu terdampar.
Pada bulan Juli, balai kota Leticia mengumumkan "peringatan kuning" atas menurunnya permukaan air.
Pemandangan udara menunjukkan rumah perahu di sungai Uarini yang terkena dampak kekeringan sungai Solimoes, di Uarini, negara bagian Amazonas, Brasil, 4 Oktober 2023. Foto: Bruno Kelly/REUTERS
Pemimpin adat setempat, Crispin Angarita, mengatakan kepada AFP, bahwa dia belum pernah melihat Amazon pada tingkat terkuras seperti itu dalam setengah abad dan memperingatkan tentang ancaman terhadap orang-orang yang membutuhkan perhatian medis segera.
ADVERTISEMENT
Karena tidak adanya transportasi sungai, "dibutuhkan waktu empat jam berjalan kaki untuk mencapai pusat layanan kesehatan," katanya.
Media massa Peru melaporkan bahwa kondisi kekeringan telah memungkinkan warga untuk berjalan melintasi Amazon dari kota Santa Rosa de Yavari di Peru, ke Leticia, Kolombia, yang biasanya dipisahkan oleh air sejauh 800 meter.
Angarita mengatakan, kekeringan juga mengancam penghidupan masyarakat di tepi sungai yang sebagian besar menggantungkan hidup pada hasil bumi jagung, padi, singkong, dan tanaman pangan lainnya.
Di Brasil, kekeringan terburuk dalam tujuh dekade memperparah musim kebakaran hutan terburuk dalam beberapa tahun, yang tidak hanya memengaruhi wilayah Amazon tetapi juga lahan basah Pantanal di barat daya.
Di Peru, Presiden Dina Boluarte, mengumumkan keadaan darurat pada hari Rabu terkait kebakaran mematikan yang terjadi di tiga daerah, termasuk di Amazonas, Brasil, yang juga terkait dengan kekeringan parah.
ADVERTISEMENT
Pemandangan dari udara menunjukkan perahu sedang mengarungi sungai yang terkena dampak kekeringan sungai Solimoes, dekat Alvaraes, negara bagian Amazonas, Brasil, 4 Oktober 2023. Foto: Bruno Kelly/REUTERS
Meskipun September biasanya merupakan bulan terkering di wilayah Tiga Perbatasan, tahun 2024 membawa perubahan baru yang berbahaya, kata Santiago Duque dari Amazon Research Institute di Universitas Nasional Kolombia.
"Kita telah mengalami kekeringan ekstrem selama dua tahun dan tahun ini lebih buruk karena curah hujan lebih sedikit di awal tahun," katanya.
Duque menyalahkan maraknya penggundulan hutan di Amazon atas situasi ini, yang pada gilirannya mengurangi kelembapan dan curah hujan.