Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setiap manusia pasti memiliki love-hate relationship dengan kotoran hidung. Ada kalanya kita puas ketika berhasil mendapatkan upil besar dan keras yang selama berhari-hari menyumbat udara masuk. Tapi di satu waktu, kita merasa jengkel karena upil selalu menempel dan enggan lepas dari jari telunjuk.
Beberapa dari kalian mungkin ada yang kepikiran untuk menyicipi rasa upil. Bagi kamu yang sudah pernah, kamu pasti setuju kalau upil rasanya asin. Di sini ditegaskan bahwa kamu dilarang makan upil, ya.
Rasa asin itu disebabkan karena upil terbentuk dari ingus atau lendir yang punya nama ilmiah mucus. Ingus punya komposisi 95 persen air, 3 persen musin atau protein yang dilapisi gula (ini yang membuat ingus punya struktur berlendir) dan 2 persen protein lain dan garam.
ADVERTISEMENT
Ya, ada garam di ingus kita. Jadi paham, ya, kenapa rasanya asin.
Keberadaan upil adalah hal yang tidak bisa dihindari. Karena manusia menghasilkan satu liter lendir ingus setiap harinya.
Ketika sakit seperti pilek , hidung akan kedatangan lebih banyak ingus. Itu adalah hal baik, karena lendir tersebut hadir untuk membantu kita agar tidak semakin sakit. Di hari-hari itu, kita akan membutuhkan tisu atau bolak-balik ke wastafel untuk membersihkan ingus.
Ingus dan upil adalah tanda bahwa hidung kita berfungsi dengan baik. Kehadiran ingus ialah untuk melindungi hidung dan paru-paru agar tidak kemasukan kotoran dan kering.
Ingus menjebak kotoran, debu dan kuman dari udara yang kita hirup. Bisa dibilang seperti sistem kerja air purifier yang bisa menjaring kotoran dan membersihkan udara di ruangan dari debu dan polusi.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, tidak ada zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh yang bisa menyebabkan infeksi dan membuat kesulitan bernapas. Ingus juga memiliki kemampuan untuk melawan infeksi, sama seperti antibodi dan sel darah putih.
Saat ingus menangkap kotoran atau kuman, ia akan mengeras atau menjadi sangat lengket. Dari situlah pembentukan upil. Jangan heran jika upilmu memiliki warna yang beragam, bisa jadi putih, kuning, atau hijau.
Warna-warna itu menunjukkan hal-hal yang bisa membuat kita sakit, seperti bakteri atau virus, atau sel darah putih yang telah berhasil melawan mereka. Jadi bersyukurlah jika kamu masih selalu menemukan upil di hidung.
Setelah membaca ini, ada baiknya untuk berhenti membuang upil sembarangan atau menempelkannya di tembok atau kolong meja. Gunakan tisu atau cuci tangan setelahnya agar kuman dan virus dari upil tidak menyerang orang lain.
ADVERTISEMENT