Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah 1 Juta Orang Terserang Penyakit Misterius, Gejalanya Bikin Ngantuk
6 November 2024 7:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penyakit Mengantuk pertama kali dideskripsikan oleh ahli saraf di Wina pada 1917. Gejala awalnya mirip flu, tapi kemudian berkembang menjadi lebih aneh. Beberapa minggu pasca-infeksi, sejumlah orang yang terkena ensefalitis lethargica tak bisa tidur sama sekali, sementara yang lain mengalami kantuk hebat sehingga hanya bisa dibangunkan beberapa menit untuk makan.
Sekitar setengah penderita ensefalitis lethargica meninggal pada fase awal, tapi mereka yang selamat mengalami gejala yang lebih aneh lagi. Setelah pulih dari penyakit, penyintas yang kembali bekerja mengalami berbagai masalah, seperti tubuh kaku, gerakan lambat, dan mata terpaku di posisi tertentu. Bahkan, ada juga pasien yang tak bisa berbicara dan bergerak.
Namun, keanehan ini belum usai. Banyak penyintas yang bicaranya menjadi tidak jelas. Beberapa mengalami perubahan suasana hati, persepsi, dan kepribadian.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jonathan Rogers, peneliti dari Wellcome Trust Clinical Fellow in Psychiatry di University College London (UCL), dan rekannya menemukan pasien yang mengembangkan gejala kleptomania sebagai akibat dari dampak ensefalitis lethargica.
Apa yang menyebabkan gejala aneh ini?
Mengingat penyakit ini muncul secara tiba-tiba lalu menghilang, beberapa orang menduga ensefalitis lethargica ada hubungannya dengan infeksi Flu Spanyol, meski kasus pertama ensefalitis lethargica terjadi lebih awal.
Hasil penelitian Rogers tidak menemukan virus influenza apa pun di otak orang-orang yang terjangkit ensefalitis lethargica. Untuk melihat apa yang mungkin terjadi, Rogers dan tim harus membaca catatan lebih dari 600 pasien penderita ensefalitis lethargica.
Mereka menemukan, hanya 32% pasien yang pernah mengalami gejala mirip flu pada tahun sebelum penyakit dimulai. Kurang dari 1% pasien memiliki anggota keluarga yang terkena ensefalitis lethargica. Dengan begitu, penyakit ini kemungkinan tidak berhubungan dengan penyakit flu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan lingkungan? 1917 merupakan tahun cukup penting ketika Perang Dunia Pertama telah melibatkan mobilitas manusia, senjata, dan perlengkapan secara besar-besaran. Di tahun ini pula beberapa bahan kimia baru digunakan. Namun, penelitian Rogers tidak menemukan hubungan orang yang terjangkit ensefalitis lethargica dengan zat-zat tersebut.
Belakangan ini sebuah teori baru terkait ensefalitis lethargica telah diajukan. Idenya adalah ada proses autoimun yang kemungkinan terlibat, yakni mekanisme pertahanan alami tubuh menyerang dirinya sendiri dan menyerang otak. Ini terjadi di bagian tubuh lain. Reaksi terhadap sel-sel di pankreas menyebabkan diabetes tipe 1, sementara antibodi pada sel-sel di kelenjar tiroid dapat memicu penyakit Graves.
“Pada otak, hasilnya bisa sangat menghancurkan, dan dalam beberapa tahun terkahir, kita mengetahui bahwa multiple sclerosis juga disebabkan oleh masalah pada sistem kekebalan tubuh,” papar Rogers dalam The Conversation.
ADVERTISEMENT
Rogers menemukan bahwa hampir setengah dari pasien yang didiagnosis ensefalitis lethargica menderita ensefalitis autoimun. Ensefalitis autoimun adalah kondisi ketika antibodi tertentu menyerang sel saraf di otak.
Bagaimana penyakit ini bisa muncul tiba-tiba dan menyebabkan berbagai macam gejala? Rogers menyebut, beberapa pasien menemukan bahwa gerakan dan pikiran mereka melambat drastis. Yang lain berhalusinasi, mengalami delusi aneh, bahkan tak bisa membedakan benar dan salah.
“Di sinilah kita mungkin harus kembali ke gagasan tentang infeksi, bisa flu atau hal lain. Beberapa kondisi autoimun dapat dipicu oleh suatu jenis infeksi, yang mungkin tampak seperti sesuatu yang sudah dikenal oleh tubuh. Ini merupakan penyamaran yang baik untuk kuman jahat, tapi setelah tubuh mengenalinya, ada risiko kuman tersebut menyerang dirinya sendiri,” kata Rogers.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, belum diketahui apa penyebab ensefalitis lethargica. Rogers hanya menyampaikan bahwa kita harus siap menghadapi penyakit yang mungkin lebih aneh dan mengerikan di masa depan.