Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Melihat Suku Pedalaman Amazon Muncul dari Hutan di Tengah Ancaman Deforestasi
18 Juli 2024 13:13 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sejumlah anggota suku pedalaman di hutan Amazon, Peru, menampakan diri di dekat lokasi yang dikuasai oleh perusahaan penebang pohon. Penampakan mereka terekam oleh kamera, yang gambarnya dibagikan oleh organisasi Survival International.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang ada di dalam rekaman adalah warga Mascho Piro, kelompok pemburu-pengumpul nomaden. Mereka dianggap sebagai salah suku terasing terbesar di dunia, dengan jumlah anggota diperkirakan mencapai 750 orang.
Gambar terbaru memperlihatkan puluhan orang Mashco Piro di tepi Sungai Las Piedras, tempat mereka mencari makanan, yang dekat dengan area konsesi hutan. Menurut Survival International, lebih dari 50 orang Mashco Piro telah muncul di dekat desa Yine, Monte Salvado, di tenggara Peru, dalam beberapa hari terakhir.
Dalam insiden terpisah, sebanyak 17 orang Mashco Piro juga sempat menampakan diri di dekat desa tetangga, Puerto Nuevo. Warga Yine pun pernah melaporkan suku Mashco Piro marah dan mengecam kehadiran perusahaan penebang kayu di tanah mereka.
ADVERTISEMENT
Survival International dan organisasi Pribumi setempat mengatakan gambar ini menunjukkan pihak berwenang di sana harus segera mencabut izin penebangan pohon di sekitar lokasi tempat tinggal suku pedalaman, dan menyerahkan seluruh tanahnya ke masyarakat adat. Ini karena aktivitas penebangan bisa mengancam kelangsungan hidup suku terasing.
Pada akhir abad ke-19, suku Mascho Piro sempat mengalami penderitaan luar biasa di tangan para baron karet kolonial di Amazon bagian barat. Ribuan orang diperbudak, sementara banyak warga lainnya diburu, dipukuli, dirantai, dirampok, diperkosa, hingga dibunuh.
Setelah melawan segala rintangan, mereka berhasil bertahan hidup dengan tetap mempertahankan budayanya secara utuh. Namun, suku Mascho Piro menghadapi ancaman deforestasi yang terus meningkat. Beberapa perusahaan penebangan memegang konsesi kayu di dalam wilayah milik Suku Mascho Piro, hanya beberapa km dari tempat rekaman baru ini diambil.
ADVERTISEMENT
“Gambar-gambar yang luar biasa ini menunjukkan bahwa banyak orang Mascho Piro yang tidak berkontak dengan masyarakat luar tinggal hanya beberapa km dari tempat para penebang bersiap untuk memulai operasi. Bahkan satu perusahaan penebangan, Canales Tahuamanu, sudah beroperasi di dalam wilayah Mascho Piro, yang telah ditentang oleh suku Mascho Piro sendiri,” kata Caroline Pearce, Direktur Survival Internasional, dalam pernyataan resmi, Selasa (16/7).
“Ini adalah bencana kemanusiaan yang sudah di depan mata, sangat penting bagi para penebang kayu untuk pergi, dan wilayah Mascho Piro akhirnya dilindungi dengan baik.”
Berdasarkan rekaman baru ini, Survival International menyerukan Forest Stewardship Council (FSC), sebuah lembaga nirlaba independen yang bertujuan mempromosikan pengelolaan hutan dunia, untuk mencabut sertifikasi yang diberikan kepada perusahaan Canales Tahuamanu.
ADVERTISEMENT
“FSC harus segera membatalkan sertifikasi Canales Tahuamanu, jika gagal melakukannya, ini akan menjadi bahan tertawaan bagi seluruh sistem sertifikasi,” papar Pearce.
"Ini adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa banyak suku Mashco Piro tinggal di daerah ini, yang tidak hanya gagal dilindungi oleh pemerintah, tetapi juga dijual kepada perusahaan penebangan,” tambah Alfredo Vargas Pio, Presiden organisasi adat setempat FENAMAD.
“Para pekerja penebangan dapat membawa penyakit baru yang akan memusnahkan suku Mashco Piro, dan ada juga risiko kekerasan di kedua belah pihak, jadi sangat penting bahwa hak teritorial suku Mashco Piro diakui dan dilindungi secara hukum."