Mengenal Ulkus Dekubitus yang Sempat Diidap Rima Melati

24 Juni 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kerabat dan keluarga saat melayat jenazah artis Rima Melati di Rumah Duka RSPAD, Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis, (23/06/2022). Foto: Agus Apriyanto
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kerabat dan keluarga saat melayat jenazah artis Rima Melati di Rumah Duka RSPAD, Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis, (23/06/2022). Foto: Agus Apriyanto
ADVERTISEMENT
Publik tanah air kembali dirundung duka, pasalnya aktris senior Rima Melati meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, pada Kamis (23/6). Sempat dikabarkan jika penyebab meninggalnya karena penyakit kanker yang sempat ia derita.
ADVERTISEMENT
Namun, baru-baru ini sang putra, Aditya Tumbuan, mengungkap sebab berpulangnya sang ibu setelah menghadapi penyakit komplikasi dan infeksi. Disebutkan jika Rima sempat menjalani perawatan di rumah sakit sejak 7 Mei lalu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun kumparan, Rima disebut mengalami infeksi pada bagian punggung belakang berupa dekubitus yang kemudian menjalar ke bagian lain.
“Infeksi tersebut membuat ibu demam tinggi, lalu kita bawa ke RS, langsung ke ICU. Di sana dirawat kira-kira dua minggu,” sebut Aditya.
Hal senada juga disampaikan oleh sahabatnya, Widyawati. Dikutip dari kanal STARPRO Indonesia di Youtube, ia sempat menjelaskan Rima dirawat karena kondisi dekubitus pada punggung belakang. Kemudian kondisi tersebut membuat komplikasi ke bagian organ lain.

Apa itu ulkus dekubitus?

Kasus ulkus dekubitus ternyata tidak hanya diderita oleh Rima saja. Jika masih mengingat selebgram Laura Anna yang meninggal dunia pada akhir tahun lalu, ia juga sempat menderita dekubitus yang sempat ia bagikan melalui Instagram Story miliknya sebelum meninggal.
Gaga Muhammad dan Laura Anna. Foto: Instagram/@gagamuhammad
Menurut Mayo Clinic, dekubitus atau dikenal dengan ulkus dekubitus merupakan kondisi cedera pada kulit dan jaringan yang berada di bawahnya akibat tekanan pada kulit dalam waktu cukup lama. Kondisi itu akan membentuk luka terbuka pada bagian kulit.
ADVERTISEMENT
Orang dengan kondisi medis tertentu, yang memiliki pergerakan terbatas seperti hanya bisa berbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda, sangat berisiko mengalami kondisi itu. Umumnya, gejala dekubitus dapat ditemukan pada daerah sepanjang tulang belakang termasuk pinggul, punggung bawah hingga daerah pantat, serta bagian tangan maupun kaki seperti tumit, punggung tangan dan kaki.

Gejala sesuai tahap kemunculan

Gejala yang ditemukan pada kasus ulkus dekubitus dapat beragam, bergantung dari tingkat tahapan keparahan penyakit penderita. Dilansir dari Healthline, gejala kondisi itu menurut tahap kemunculannya terbagi menjadi 4 tahap.
• Tahap 1, perubahan warna dan tekstur pada bagian kulit tertentu. Pada tahap awal ini, tidak ditemukan adanya luka terbuka, namun bagian kulit tersebut akan terasa lebih hangat, nyeri, dan keras ketika disentuh.
ADVERTISEMENT
• Tahap 2, munculnya luka terbuka pada bagian kulit tertentu. Luka tersebut dapat disertai pembengkakan, warna kemerahan dan lepuhan.
• Tahap 3, luka yang ada semakin dalam. Beberapa kasus juga disertai infeksi, sehingga pada tahap ini perlu adanya evaluasi infeksi pada penderita. Tanda infeksi dapat dilihat dari kemunculan nanah dan bau tak sedap dari luka.
• Tahap 4, kondisi pada luka semakin buruk dan semakin dalam, hingga menembus lapisan otot dan tulang. Luka juga ditandai dengan perubahan warna menjadi kehitaman dan bersifat basah serta berbau.
Ilustrasi ibu di rumah sakit. Foto: shop_py/Shutterstock

Dekubitus bisa sembuh

Tentunya, kondisi dekubitus tidak serta merta dapat menyebabkan komplikasi yang memicu kematian. Jika ditangani dengan tepat dan cepat, kondisi itu dapat sembuh. Namun bila kondisi sudah parah dan terlambat, penderita dapat mengalami komplikasi infeksi pada bagian tubuh lain.
ADVERTISEMENT
Apabila kalian memiliki keluarga yang berisiko tinggi terkena ulkus dekubitus, sebaiknya sesering mungkin untuk mengubah posisi seperti berbaring miring agar tekanan pada area tidak semakin parah. Namun, segera hubungi dokter jika kondisi semakin memburuk.